SINOPSIS Mahaputra Episode 477
Selasa, 01 Desember 2015
Edit
Mahaputra Episode 477
Pratap meminta para pangeran yaitu adiknya, Jagmal dan pangeran
Chandrasen untuk memasukan kembali pedang mereka dan kembali ke tempat
duduk mereka masing masing, Jagmal dan Chandrasen akhirnya dengan
terpaksa menuruti permintaan Pratap “Mereka yang benar benar ingin
menyatukan Rajputana seharusnya berbicara semanis mungkin, mereka
seharusnya tidak mengancam siapapun” ujar Bhagwan Das setengah mengejek
“Ini sama saja sebuah penghinaan untuk pangeran Pratap !” bentak Raimal
lantang “Ini semua palsu ! Jadi kamu memanggil kami semua kesini hanya
untuk menghina kami ! Marwar belum pernah di hina seperti ini sebelumnya
!” timpal Bhagwan Das lagi “Kenapa kamu begitu mendukung Marwar ? Sudah
jelas sekarang kalau kamu tidak ingin menyatukan Rajputana ! Itu tidak
jadi masalah dengan adanya kamu atau tidak ! Kamu akan di lempar keluar
dari tanah ini juga bersama sama pasukan Mughal itu !” Bhagwan Das
langsung mengeluarkan pedangnya begitu mendengar ucapan Raimal “Setiap
orang menjadi saling menghina satu sama lain disini rupanya, aku melawan
hal ini !” ujar Ram Singh namun Pratap mencoba untuk menenangkan tamu
tamunya, Ram Singh mengingatkan Pratap bahwa sudah ada perbedaan yang
terjadi antara Mawar dan Mewar “Pangeran Pratap, kamu seharusnya
memikirkan semuanya dengan hati hati, kamu tidak mungkin melakukan hal
ini, kami telah di hina tanpa alasan apapun yang jelas di ruang sidang
ini !” Pratap mencoba mengajaknya berbicara lagi namun sayangnya gagal,
Ram Singh segera meninggalkan ruang sidang itu dengan perasaan marah dan
kesal bersama adiknya Chandrasen, semua orang yang hadir di ruang
sidang itu hanya berbicara tentang pertarungan dan konspirasi disini
“Aku tahu apa yang akan terjadi, jika kamu Raja Kalyan Singh tetap
tinggal disini juga, maka kamu tidak akan mendapatkan apa apa, lebih
baik kamu mendukung aku saja, kedamaian, kesejahteraan dan semuanya akan
bersamamu” ujar Bhagwan Das yang kemudian pergi meninggalkan ruang
sidang itu juga, Pratap tidak percaya tamu tamu undangannya satu per
satu telah pergi meninggalkan istananya “Pangeran Pratap, wilayah
Binaker adalah wilayah yang kecil, jika wilayah sebesar Mawar saja pergi
menentang kita maka apa tujuannya jika kita masih disini atau tidak”
tepat pada saat Chand datang ke arah balkon dan ingin melihat apa yang
terjadi di ruang sidang, Chand dan Rai Singh saling berpandang pandangan
satu sama lain, Chand sangat terkejut ketika melihat Rai Singh pergi
meninggalkan ruang sidang bersama ayahnya, Pratap semakin bingung dengan
keadaan ini, sementara Raimal dan Jagmal saling melirik satu sama lain
dengan senyuman yang puas, ketika Pratap mau mengajak Ratu Durgawati
berbicara, Ratu Durgawati juga hanya terdiam kemudian ikut berlalu pergi
dari ruang sidang, Pratap sangat terluka melihat semua ini.
Di ruang pribadi Guruji, saat itu Guruji dan Chakrapani sedang membahas
persoalannya yang menimpa Pratap yang gagal menyatukan Rajputana,
Chakrapani tidak mengerti apa yang terjadi, Pratap menerima kesempatan
ini dan membuktikan dirinya sendiri “Para Dewa mungkin akan mendukungnya
jika pangeran Pratap telah berhasil dalam misinya ini” ujar Chakrapani
sedih “Aku tidak meragukan kemampuan pangeran Pratap, pangeran Pratap
adalah satu satunya Raja untuk bangsa Mewar.
Di kamar pribadi Raimal, Jagmal dan Raimal mengadakan sebuah pesta
kemenangan untuk mereka berdua, Jagmal sangat senang bisa membodohi
semua raja raja itu “Mereka semua saling membenci satu sama lain, ini
semua karena kamu, paman !” ujar Jagmal senang sambil mengangkat gelas
berisi minuman anggur “Raja Akbar telah mengirimkan aku kemari untuk
menggagalkan rencana Pratap, Jagmal” Jagmal sangat terkesan dengan upaya
pamannya “Kamu sangat beruntung bisa memenangkan kepercayaannya, kalian
berdua telah begitu banyak menderita untuk membuat aku menjadi seorang
Raja ! Hanya aku yang akan menjadi Raja karena aku mempunyai kamu yang
selalu mendukungku, paman !” mereka berdua kemudian menikmati minuman
anggur bersama sama
Keesokan harinya semua orang sedang mempersiapkan hari Rhaksa Bandhan
atau hari persaudaraan, para wanita sedang mempersiapkan Rakhi mereka
untuk diikatkan pada saudara laki laki mereka masing masing, Amar Singh
(anak Pratap) merasa heran mengapa tidak ada seorangpun yang mau
mengikatkan Rakhi padanya ? “Hanya ibumu yang bisa menolongmu, Amar”
ujar Veeba (istri muda Raja Udai Singh) “Ibu, bisakah ibu memberikan aku
seorang adik ?” Ajabde tersenyum mendengar pertanyaan anaknya yang
polos, sementara para ratu yang lain tertawa kecil, kemudian Ajabde
membagikan Rakhi pada semua wanita yang hadir disana untuk diikatkan
pada tangan saudara laki laki mereka, Ajabde juga mengambil Rakhi yang
tersisa untuk saudara laki lakinya yang bernama Patta, namun Ajabde
menyadari kalau kakaknya itu telah tiada “Dia telah tenang diatas sana,
Ajabde ,,, dia pasti juga memikirkan kamu” Ratu Bhatyani berusaha
menghibur menantu tirinya itu, Ajabde mengangguk dengan perasaan haru
“Aku juga sedih karena aku juga tidak punya saudara laki laki” ujar
Veeba (istri muda Raja Udai Singh) “Sepertinya memang tidak ada saudara
laki laki kita yang akan muncul tepat pada waktunya” ujar Chand yang
tahu kalau semua tamu tamu undangan telah pergi meninggalkan istana
mereka hari ini, Chand sangat sedih. Pada saat itu Jagmal dan Raimal
memasuki ruangan tersebut, Chand ingin menunggu kakak laki lakinya
Pratap namun Jagmal malah menyarankan padanya untuk mengikatkan Rakhi
terlebih dulu pada tangannya karena dia mempunyai beberapa pekerjaan
yang harus segera dikerjakan, awalnya Chand tidak mau namun Ajabde
menyuruh Chand untuk melakukannya, akhirnya Chand setuju tapi dia tetap
menyimpan Rakhi yang terbaik untuk kakaknya, Pratap.
Kemudian Chand mengikatkan Rakhi pada tangan Jagmal yang saat itu sudah
duduk menantinya sambil mengulurkan tangannya “Kak Jagmal, berjanjilah
padaku kalau kamu akan selalu melindungi aku !” pinta Chand “Baiklah,
aku berjanji” Chand segera mengikatkan tali Rakhi itu pada tangan
Jagmal, kakaknya ,,, setelah Jagmal berjanji padanya, kemudian Jagmal
memberikan sebuah hadiah untuk Chand. Raimal yang saat itu duduk di
sebelah Jagmal merasa tegang, Ratu Bhatyani bisa merasakan
ketegangannya, Raimal pura pura sedih karena dia tidak bisa menyatukan
Rajputana “Jangan bersedih, kak Raimal ,,, apalagi di hari baik seperti
ini, aku tahu kalau kamu telah berusaha melakukan yang terbaik” ujar
Ratu Bhatyani sambil mengikatkan Rakhi di tangan kakaknya itu, kemudian
Ajabde meminta mereka semua untuk menikmati acara ini, tiba tiba Ratu
Bhatyani mendekat kearah kakaknya “Aku sepertinya mencium bau alkhohol
di mulutmu, apa yang kamu rayakan, kak ?” Raimal merasa canggung di
depan adiknya “Kamu akan segera tahu nanti, adikku” ujar Raimal
Tak lama kemudian Pratap memasuki ruangan tersebut, Pratap rupanya tidak
membawa hadiah apapun “Aku sangat menyesal karena misiku gagal maka aku
tidak membawa hadiah apa apa, maafkanlah aku” ujar Pratap sedih “Aku
bisa mengerti kakak, karena kamu harus berjuang seorang diri untuk
melawan pasukan Mughal itu !” ujar Chand penuh haru
Tanpa mereka duga ternyata Ratu Durgawati muncul di tengah tengah
mereka, mengejutkan mereka semua sambil berkata “Pangeran Pratap tidak
seorang diri, kami semua harus meninggalkan Mewar karena aku telah
membawa hadiah perpisahan untuk kamu, maukah kamu membiarkan aku
mengikatakan Rakhi di tanganmu ?’ pinta Ratu Durgawati “Ayah, katakan
iya ayah !” teriak Amar lantang, Ratu Dugawati sangat pemberani, Pratap
merasa tersentuh “Ini adalah sebuah kehormatan bagiku” ujar Pratap
kemudian duduk di kursi sehingga Ratu Durgawati bisa mengikatkan Rakhi
itu di tangan Pratap, Jagmal dan Raimal merasa tidak suka dengan apa
yang mereka lihat, Pratap tidak bisa memikirkan hadiah apa yang akan dia
berikan pada Ratu Durgawati, Ratu Durgawati meminta Pratap untuk
berjanji padanya “Kakak laki lakiku biasanya melakukan seperti ini,
semuanya di persembahkan untuk tanah air dan tidak pernah menyerah” ujar
Ratu Durgawati, Pratap kemudian berjanji bahwa rasa percaya dirinya dan
tujuannya tidak akan pernah berakhir, Ratu Durgawati juga memberikan
janjinya pada Pratap “Lupakan pada apa yang dikatakan oleh orang lain,
Gondwana tidak akan berakhir tapi tidak akan pernah meninggalkanmu, aku
akan selalu bersama dirimu, pangeran Pratap” ujar Ratu Durgawati
“Terima kasih, kakak ,,, aku tidak menginginkan yang lain lagi” ujar
Pratap lalu mereka bersumpah bahwa mereka berdua akan melempar keluar
pasukan Mughal dari tanah air mereka. Dengan wajah penuh kepura puraan,
Raimal berupaya menghargai keadaan ini “Paling tidak ada satu hal baik
yang bisa dihasilkan dari semua ini, sekarang Gondwana mendukung
pangeran Pratap !” ujar Raimal dengan senyum pura puranya “Lalu apakah
Jaisalmer tidak mendukung pangeran Pratap ?” pertanyaan Ratu Durgawati
membuat Raimal sedikit canggung, Ratu Bhatyani bisa merasakan hal ini
“Kak Raimal, buatlah janji yang sama untuk mendukung tujuan pangeran
Pratap” pinta Ratu Bhatyani pada kakaknya, Raimal pun setuju, semua
orang yang hadir disana tersenyum senang. Ratu Durgawati juga
menyarankan Pratap agar selalu tetap berada pada pendiriannya selama ini
atau mungkin Pratap tidak tahu kalau ada orang orangnya sendiri yang
menentangnya “Ini semua adalah peringatan bagiku, kakak” ujar Pratap,
sementara itu Raimal berkata dalam hati “Dia bisa saja mencoba apapun
yang ingin dia lakukan tapi dia tidak akan pernah bisa menyadari ketika
seekor ular menggigitnya” bathin Raimal sinisDAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV