SINOPSIS Mahaputra Episode 476
Selasa, 01 Desember 2015
Edit
Mahaputra Episode 476
Masih di ruang pribadi Pratap, Pratap masih berdiskusi dengan orang
orang terdekatnya, saat itu Chakrapani mengutarakan tentang
kecurigaannya pada Raimal, Pratap dan Ajabde sangat terkejut
mendengarnya “Kami baru mencurigainya, pangeran Pratap ,,,, Raimal
selalu mengalihkan topik pembicaraan sepanjang waktu ketika kita sedang
membahas tentang kesatuan Rajputana” ujar Guruji “Raimal selalu
memelintir topik ketika kita membicarakan kompetisi ini” lanjut Guruji
lagi “Aku juga sering melihat paman Raimal ngobrol berdua dengan Raja
Bhagwan Das, Raja Bhagwan Das itu orang yang paling setia pada Raja
Akbar” sela Chakrapani, Pratap merasa bingung karena Pratap tidak ingin
melukai perasaan ibu tirinya, Ratu Bhatyani karena Pratap yakin Ratu
Bhatyani akan sedih jika mengetahui kalau dirinya mencurigai kakaknya,
tepat pada saat itu Ratu Bhatyani datang dan memasuki kamar pribadi
Pratap, semua orang langsung terdiam begitu mengetahui kehadirannya
“Pratap, ibu sangat senang karena kamu akhirnya bisa memenangkan
kompetisi ini !” ujar Ratu Bhatyani penuh haru “Tidak ada seorangpun
yang bisa menghentikan kamu dalam memenuhi impian kamu, kata kak Raimal
semua orang terlihat senang dengan kemenangan kamu, dia memang terlalu
banyak ngomong kadang kadang juga melenceng dari topik tapi sebenarnya
dia itu sangat menghormati kamu” ujar Ratu Bhatyani, Pratap dan orang
orang terdekatnya hanya terdiam mendengarkan ucapan Ratu Bhatyani, tak
lama kemudian Ratu Bhatyani meninggalkan mereka.
Pratap segera menoleh ke Chakrapani “Chakrapani, ini tidaklah benar jika
kita mencurigai anggota keluarga kita sendiri, kita harus fokus ke
depan, dengan begitu kita bisa memenuhi impian kita” tak lama kemudian
Chakrapani dan Guruji meninggalkan tempat tersebut, ketika Pratap juga
akan meninggalkan kamar tersebut, tiba tiba Ajabde menghentikannya
“Pangeran Pratap !” Pratap segera berhenti dan menoleh ke arah istrinya
“Ada apa, Ajabde ?” Ajabde segera menghampiri Pratap “Aku juga tidak
ingin mencurigai anggota keluarga kerajaan kita tapi kita juga tidak
bisa mengabaikan fakta fakta yang ada, seseorang dipastikan tidak ingin
kamu berhasil dalam mencapai tujuanmu” ujar Ajabde cemas “Ketika kamu
melihat semua orang yang ada didalam ruang sidang istana yang terikat
sebuah janji untuk menghadapi pasukan Mughal maka keragu raguanmu akan
segera menghilang begitu saja, kemenangan selalu berada pada sisi orang
orang yang positif, lihat saja bagaimana Pangeran Chandrasen berubah”
ujar Pratap optimis, kemudian Pratap meninggalkan istrinya itu, Ajabde
masih berfikir bahwa ada seseorang yang ingin menggagalkan rencana orang
yang paling dicintainya ini.
Dikamar Ratu Jaiwanta, saat itu Ratu Jaiwanta baru selesai melakukan
pemujaan untuk Dewa Khrisna, Ratu Bhatyani menemuinya dan mengabarkan
tentang kemenangan Pratap pada kompetisi kali ini, kemudian Ratu
Bhatyani menawarkan manisan pada Ratu Jaiwanta ketika Ratu Jaiwanta
berbalik dan menoleh kearahnya “Kamu tahu aku lebih percaya pada
instingku sendiri daripada pada seseorang yang membawakan aku manisan”
ujar Jaiwanta sambil melihat ke arah lampu diya yang hampir mati karena
tertiup angin, Ratu Bhatyani merasa kesal “Kakak, kenapa kakak terus
menerus mengucapkan hal hal yang negatif setiap waktu ? Apa artinya
melakukan begitu banyak pemujaan jika kakak selalu berfikir negatif
setiap saat ? Aku lebih baik dari pada kamu dalam hal ini, kak” ujar
Ratu Bhatyani kesal “Ratu Bhatyani, tidak usah mencoba untuk memperbaiki
hubungan kita berdua lebih baik lagi karena itu tidak akan pernah
terjadi” ujar Ratu Jaiwanta ketus, Ratu Bhatyani meneteskan airmata
sedih dengan sikap Ratu Jaiwanta, tak lama kemudian Ratu Bhatyani pergi
meninggalkan kamar Ratu Jaiwanta, Ratu Jaiwanta kembali memperhatikan
lampu diya yang nyala apinya hampir mati karena tertiup angin
Guruji dan Chakrapani mendatangi kandang kuda, Guruji merasa penasaran
dengan kuda hitam yang ditunggangi oleh Pratap kemarin, Guruji ingin
mengujinya, Guruji segera menunggangi kuda tersebut dan diajaknya
berkeliling kandang istana, ternyata kondisinya baik baik saja,
Chakrapani dan Guruji yakin kalau kemarin kuda hitam tersebut di
sabotase oleh seseorang, tanpa sengaja ternyata Chakrapani menemukan
botol yang berisi minuman keras di tumpukkan jerami, setelah di cek
baunya sangat menyengat dihidung, jelas sekali semalam ada yang membuat
kuda hitam itu mabuk tapi siapa orangnya, mereka berdua masih menduga
duga, tak lama kemudian Chakrapani dan Guruji memasuki istana, ketika
mereka berdua sedang melintas di koridor, rupanya Jagmal dan Raimal juga
sedang berada di koridor tersebut namun tanpa sepengetahun Chakrapani
dan Guruji, Jagmal dan Raimal segera bersembunyi di balik tirai yang ada
disana, dari pembicaran Chakrapani dan Guruji, mereka berdua jadi tau
kalau Chakrapani dan Guruji sudah mengetahui tentang botol yang berisi
minuman keras, begitu mereka telah berlalu dari koridor tersebut, Jagmal
dan Raimal segera keluar dari tempat persembunyiannya, Jagmal sangat
panik “Bagaimana ini, paman ? Sekarang mereka bisa menangkap kita !”
Raimal juga sama bingungnya dengan keponakannya ini
Di ruang sidang istana, semua Raja memberikan ucapan selamat pada Pratap
“Paman, paman harus melakukan sesuatu, kalau tidak kita akan kalah !”
bisik Jagmal yang juga sedang berada di ruang sidang, Raimal juga sangat
tertekan mengucapkan selamat pada Pratap “Pangeran Pratap telah
melakukan apa yang di katakannya ! Sekarang kita tidak bisa meragukan
lagi perhatian dan kemampuannya ! Dia telah membuat kita tidak mampu
untuk berkata kata apa apa lagi !” puji Ratu Durgawati, semua orang
setuju dengan pendapat Ratu Durgawati, namun tiba tiba Bhagwan Das
menimpali “Apakah Mewar telah setuju untuk berlutut ke Pangeran Pratap
karena kekalahan Pangeran Chandrasen ini ?”, “Pangeran Chandrasen yang
disebut sebagai orang yang pemberani, akhirnya gagal dan tidak memiliki
pilihan lain kecuali menyetujui ketentuan Pangeran Pratap" sela Raimal
“Kita semua berkumpul disini bukan untuk membahas tentang kemenangan
atau kekalahan tapi tentang kesatuan Rajputana” ujar Pratap dengan nada
tinggi, Chandrasen juga mendukungnya, kemudian Chandrasen meminta pada
kakaknya yang bernama Ram Singh untuk menjadi orang yang pertama kali
menerima usulan Pratap “Tapi aku harus mendiskusikan terlebih dahulu
dengan Raja Kaylan sebelum memberikan ketentuan terakhir nanti” ujar Ram
Singh, Pratap mengangguk dan menghargai pendapatnya, saat ini memang
sangat penting untuk memutuskan hal tersebut dan para raja raja
Rajputana mulai membicarakan hal ini, dari tempat Jagmal berdiri, Jagmal
kembali berbisik pada pamannya
“Paman, kalau ini sampai terjadi maka kita akan habis !” kemudian Raimal
dan Jagmal keluar dari ruang sidang, di luar ruang sidang tiba tiba
mereka mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh Guruji dan Chakrapani,
mereka sedang membahas apa yang terjadi pada kuda hitam yang
ditunggangi Pratap kemarin pada arena pertandingan “Pangeran Pratap
harus tahu tentang hal ini !” ujar Chakrapani geram “Kita akan
membicarakan tentang hal ini pada Pratap pada saat yang tepat !” ujar
Guruji, pada saat yang bersamaan Raimal dan Jagmal juga semakin was was
mendengar pembicaraan mereka “Sebentar lagi kita akan habis, paman !
Mereka pasti tidak akan membuang buang waktu untuk menyelidiki kita,
paman ! Kita benar benar akan habis !” Jagmal semakin panik, sementara
Raimal berusaha memikirkan sesuatu untuk mencari jalan keluar
Kembali ke ruang sidang, akhirnya Ram Singh dan Kaylan ji setuju untuk
bergabung mendukung usulan Pratap, Pratap sangat senang sekali,
sementara Bhagwandas kelihatan kesal dan tidak suka dengan keadaan ini,
sebelum Ram Singh dan Kaylan Ji mengatakan sesuatu, tiba tiba Raimal
menyalahkan Chandrasen, semua orang terkejut mendengarnya “Dia telah
mengacaukan kedua kuda itu pasti ! Ini bukannya langkah menuju ke
persatuan tapi langkah menuju ke kecurangan ! Pangeran Pratap kudamu
telah diberi minum minuman keras tepat sebelum kompetisi, kamu bisa
mengeceknya dengan Guruji tentang hal itu" semua orang terlihat kaget
dengan hal ini “Iyaaa, itu benar ... dan saat ini aku sedang
menyelidikinya, tapi kita tidak bisa begitu saja menyalahkan orang lain
tanpa bukti butki apapun, terutama pangeran Chandrasen" ujar Guruji
“Tapi hanya pangeran Chandrasen yang bisa mendapatkan keuntungan dari
kekalahanmu, pangeran Pratap !’ sela Raimal, Raimal berusaha meracuni
pikiran Pratap, Chandrasen dan Ram Singh kelihatan kesal dan marah
mendengar ucapan Raimal. Ram Singh kemudian berkata “Hal itu pastinya
hanya bisa dilakukan oleh seseorang dari pihak keluarga ! Orang luar
tidak mungkin bisa melakukannya !” Jagmal langsung mengeluarkan
pedangnya, Ram Singh juga mengeluarkan pedangnya, situasi menjadi sangat
tegang saat itu, Chandrasen pun ikut ikutan mengeluarkan pedangnya
seraya berkata “Aku juga tidak bisa mendengar ketika ada seseorang yang
menentang kakakku !” bentak Chandrasen
DAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV