SINOPSIS Mahaputra Episode 475
Selasa, 01 Desember 2015
Edit
Mahaputra Episode 475
Masih di arena pertandingan di kerajaan Udaipur, Pratap dan Chandrasen
sedang bersiap siap untuk menghadapi babak ketiga, Pratap dan Chandrasen
harus melewati putaran leter U bersama kuda mereka masing masing sambil
saling menjatuhkan lawan dengan tongkat yang mereka bawa, ketika
pertandingan telah dimulai, kuda Chandrasen telah melaju kencang
sementara kuda Pratap tidak fokus, Pratap sendiri juga tidak bisa
mengendalikan kudanya, ketika mencoba melaju dengan kuda hitamnya,
perhatiannya terpecah, antara kudanya dan menjatuhkan Chandrasen dan
Pratap berkali kali kena pukulan dari Chandrasen.
Sementara Pratap sedang berusaha mengendalikan kuda hitam dan mencoba
membalas pukulan Chandrasen, Chetak, kuda kesayangan Pratap yang
berwarna putih tiba tiba dalam benaknya teringat akan perbuatan Jagmal,
Kanak Raj dan Raimal kemarin malam, Chetak meringkik keras di kandang
kudanya seakan akan tahu apa yang akan dialami oleh tuannya.
Kembali di arena pertandingan, Pratap mencoba menenangkan kuda hitam
yang ditungganginya “Ayooo, aku sangat membutuhkan dukunganmu, aku harus
bisa memenangkan kompetisi ini” tepat pada saat itu Chandrasen sudah
berada di jalur yang sama dan langsung menghantam Pratap, dari tempat
duduk para ratu dan raja, Amar Singh, anak Pratap merasa khawatir tegang
melihatnya ayahnya dimana dalam kompetisi ini salah satu dari mereka
harus bisa membuat lawannya jatuh dari kuda “Kalau begini caranya ayah
akan mati, ibu” Ajabde, istri Pratap juga ikut tegang begitu mendengar
ucapan Amar “Amar, lebih baik pikirkan dulu sebelum kamu berbicara”
Ajabde berusaha menenangkan anaknya, Ratu Bhatyani yang duduk didepannya
juga tegang dan menangis melihat keadaan Pratap.
Dari atas benteng Guruji berteriak memperingatkan untuk bertanding
dengan cara yang benar namun Chandrasen menganggapnya pertandingan ini
sebagai perang antara dirinya dan Pratap, Guruji lalu menyuruhnya
berhenti namun Pratap menolak, dirinya masih ingin terus meneruskan
kompetisi ini sampai ada pemenangnya. Akhirnya mereka berdua melanjutkan
pertandingan kembali dan kembali Pratap mendapat pukulan telak dari
Chandrasen berulang ulang kali, bahkan Pratap hampir saja jatuh ke tanah
namun Pratap berusaha bertahan untuk tetap diatas kuda hitamnya, Ratu
Bhatyani tidak tega melihat hal ini, tak terasa pipinya basah oleh
airmata, begitu pula keluarga kerajaan yang lain dan tamu tamu undangan
juga terlihat tegang kecuali Jagmal dan Raimal yang merasa puas dengan
apa yang dialami oleh Pratap, mereka memang menginginkan Pratap kalah
dalam kompetisi ini.
Di kandang kuda, Chetak meringkik keras dan berusaha untuk melepaskan
dirinya dari ikatan tali yang mengikatnya di kedua sisi, setelah
berjuang sekuat tenaga akhirnya Chetak berhasil melepaskan diri dari
tali yang mengikatnya tadi, Chetak segera berlari menuju ke arena
pertandingan, seakan akan tahu kalau tuannya saat ini sedang membutuhkan
bantuannya.
Dari kejauhan begitu Chetak memasuki pintu arena pertandingan, Pratap
bisa merasakan kehadiran kuda putih kesayangannya itu, semua orang yang
ada disana terperangah menatapnya tidak percaya terutama Raimal dan
Jagmal. Chetak segera menghampiri tuannya dan Pratap pun langsung
berganti menunggangi Chetak tanpa turun dari kuda hitam sebelumnya
“Terima kasih teman !” puji Pratap pada kuda putih kesayangannya itu,
semua keluarga kerajaan merasa senang dan lega begitu Pratap menunggangi
Chetak. Kali ini giliran Pratap yang memukul Chandrasen, para raja raja
tamu undangan mulai khawatir karena kali ini Pratap memiliki kesempatan
untuk mengalahkan Chandrasen “Chetak, kita harus mengakhiri
pertandingan ini sekarang !” Pratap melaju bersama Chetak dan berhasil
menjatuhkan Chandrasen ke tanah, Pratap segera menghentikan Chetak yang
ingin menyerang Chandrasen, semua orang mendukung Chetak, Chetak mencoba
lagi untuk menyerang Chandrasen namun Pratap segera menghentikannya,
Chandrasen meminta Pratap untuk melakukan hal itu yaitu menghajarnya
habis habisan “Aku akan melakukan hal yang sama jika aku ada di posisi
kamu, pangeran Pratap !” namun Pratap menolak “Aku ambil bagian dalam
kompetisi ini karena misiku untuk menyatukan Rajputana, aku tidak ingin
melihat kamu menderita begitu parah karena itu sama artinya aku melihat
saudara sendiri menderita, jika aku memiliki seorang ksatria seperti
kamu yang mendukungku dalam medan perang maka itu akan sangat
membanggakan bagi seluruh Rajputana” ujar Pratap sambil turun dari
kudanya kemudian mengulurkan tangannya ke arah Chandrasen, Chandrasen
dengan senang hati menerimanya, seluruh arena pertandingan mulai
bersorak sorai memberikan pujian ke Pratap “Hidup pangeran Pratap !
Hidup pangeran Pratap ! Hidup pangeran Pratap !” semua orang merasa
senang dengan kemenangan Pratap tapi tidak untuk Bhagwan Das yang tampak
marah sambil melirik ke arah Raimal dan Jagmal.
Kembali ke istana Udaipur, saat itu Jagmal dan Raimal sedang ngobrol di
salah satu sisi koridor istana “Paman, bagaimana ini ? Pratap telah
menang ! Raja Akbar akan membunuh kamu kalau dia tahu kalau kamu tidak
bisa memenuhi janjimu sendiri” Raimal merasa gelisah begitu mendengar
ucapan keponakannya ini, Raimal tidak tenang sampai impiannya menjadi
kenyataan, tak lama kemudian Pratap dan para tamu undangan melewati
tempat mereka berdiri, Jagmal segera memberikan kode ke pamannya kalo
Pratap telah datang, Pratap segera menghampiri Raimal dan Jagmal, Raimal
pura pura memberikan pujian pada Pratap “Tadinya kami meragukan
kemampuan kamu, pangeran ,,, tapi ternyata kamu memang hebat ! Pangeran
Chandrasen seharusnya menyembah kamu sebagai kakak sekarang”, “Tidak
perlu karena orang yang tinggal di dalam hatiku adalah orang orang yang
aku cintai saja, tidak perlu dengan menyembah atau apapun itu” ujar
Pratap, kemudian Pratap mengajak semua raja raja tamu undangan untuk
menikmati makan siang yang sudah di sajikan
Sementara semua orang mengikuti Pratap menuju ke ruang makan, Bhagwan
Das menghampiri Jagmal dan Raimal, Bhagwan Das marah pada Raimal karena
dia gagal memenuhi janjinya “Sekarang aku harus mendukung Pratap untuk
menentang keinginanku sendiri !” ujar Bhagwan Das kesal, tepat pada saat
itu Pratap kembali ke tempat mereka berdiri dan mengundang Bhagwan Das
untuk menikmati makan siang, Bhagwan Das segera mengikutinya “Paman,
kita dalam masalah, sekarang musuh musuh kak Pratap menjadi musuh musuh
kita juga, pikirkan sesuatu, paman !” bisik Jagmal kesal, tepat pada
saat itu Ratu Bhatyani melewati tempat mereka dan berkata “Aku tahu
kalau kalian berdua, kak Raimal dan Jagmal melakukan hal ini, aku tahu
kalau kalian berdua berusaha meyakinkan semua orang kalau pangeran
Pratap tidak bisa ikut berpartisipasi dalam kompetisi ini, kuda itu
menjadi gila mungkin karena kamu telah melakukan sesuatu” ujar Ratu
Bhatyani “Bhatyani, aku tidak memiliki kepentingan dalam hal kuda”, “Aku
juga tidak mempunyai kepentingan pada setiap jawabanmu yang palsu, kak
,,, ini saatnya untuk mendukung pangeran Pratap, apapun yang kamu
lakukan, Jagmal ,,, tidak akan mempengaruhi aku, aku telah memenangkan
kepercayaan semua orang dengan segala macam usaha, aku tidak ingin
siapapun tidak percaya lagi padaku, karena sampai saat ini kak Jaiwanta
masih menganggap aku ini salah, aku mempunyai satu tujuan yaitu menjadi
ibu yang baik dan berbuat baik pada pangeran Pratap” Raimal setuju untuk
melakukan hal yang sama dari sekarang dan seterusnya, Ratu Bhatyani
kemudian meninggalkan mereka berdua “Paman, lalu bagaimana dengan
janjimu ?” tanya Jagmal heran “Aku ini bukan Dewa Rama tapi Raimal, jadi
itu bukan ketentuan kalau aku harus melakukan apa yang aku katakan !
Yang mengherankan, jika ada seorang perempuan normal seperti ibumu bisa
mengerti kalau ada sesuatu yang salah yang terjadi pada kudanya Pratap,
sementara teman teman Pratap yang lain tidak mengetahuinya ?” ujar
Raimal heran
Di Agra, saat itu Raja Akbar sedang bersama istri kesayangannya Ratu
Heera Bai dikamar pribadi Raja Akbar, tak lama kemudian Maan singh
menemui mereka dan memberikan informasi terkini kepada Raja Akbar
tentang kompetisi yang telah selesai berlangsung di kerajaan Udaipur
“Para Raja Raja Rajput sedang mengadakan pertemuan hari ini, mungkin
mereka sedang memutuskan untuk mewujudkan penyatuan Rajputana” Ratu
Heera Bai yang mendengarkan berita ini merasa senang “Misiku akhirnya
tercapai juga pada hari ini, sekarang tidak ada seorang Rajput yang
bertarung dengan Rajput yang lain” bathin Ratu Heera Bai dalam hati,
saat itu Akbar menoleh kearahnya dengan tatapan tidak suka dengan
senyuman Ratu Heera Bai yang mengandung arti, Ratu Heera Bai bisa
memahami kalau suaminya ini tidak suka dengan senyumannya. Tapi Raja
Akbar masih menaruh harapan pada Raimal, sumpahnya untuk menjadikan
keponakan Raimal duduk di tahta kerajaan Mewar semakin kuat “Ini
merupakan upaya kita yang pertama, aku pasti akan mencobanya lagi dan
mungkin itu akan berhasil” Ratu Heera Bai sangat kagum pada sikap tenang
Raja Akbar “Yang Mulia, kamu itu sangat tenang meskipun setelah
mengetahui kemenangan Pratap” ujar Ratu Heera Bai “Kabar berita dari
anakku lah yang bisa merubah aku ! Aku telah mulai mengerti hubungan ini
dengan baik, aku juga bisa mengerti hubungan antara Raimal dan Jagmal,
semua ini terjadi karena kamu telah memberikan aku putra mahkota, Ratu
Heera Bai !” ujar Raja Akbar
Sementara itu di istana Udaipur, Pratap sedang ngobrol dengan orang
orang terdekatnya seperti Guruji, Chakrapani dan istrinya Ajabde
“Pangeran Pratap, sepertinya ada seseorang yang ingin membuat masalah
dengan kita, tiba tiba saja Chetak menjadi sakit, dimana kuda yang lain
juga tidak begitu baik kondisinya, sesuatu sedang terjadi” ujar Guruji
penasaran “Aku juga memikirkan hal yang sama, Guruji ,,, tapi itu akan
lebih mengejutkan untuk semua orang jika mereka hanya duduk berdiam
diri, Rajput itu sangat terkenal dengan perbedaannya, kita sedang
membahas tentang penyatuan Rajputana, dimana ada sedikit kesulitan
disana” Guruji setuju dengan pendapat Pratap tapi dia tetap menginginkan
Pratap untuk mempertimbangkan hal hal sekecil apapun dengan serius “Ini
sangat penting untukmu Pangeran Pratap untuk menang dan bisa menyatukan
raja raja Rajput di bawah satu atap, sekarang kita bisa bergerak menuju
tujuan kita dengan senang hati” ujar Guruji namun Chakrapani mulai
merasa curiga dengan Raimal
DAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV