Sinopsis Mahaputra Episode 473
Selasa, 01 Desember 2015
Edit
Mahaputra Episode 473
Di istana Udaipur, semua raja raja Rajput sedang berkumpul disana di
salah satu ruangan istana Udaipur, Raimal datang dan memberikan selamat
pada semua Raja karena mereka telah mengambil satu langkah baru kedepan
dalam menyatukan negeri Rajputana “Jika pangeran Pratap menang maka itu
akan menjadi sebuah permulaan baru” ujar Raimal dengan sikap kepura
puraannya “Tapi itu semua akan terjadi hanya jika pangeran Pratap
memenangkan kompetisi ini, pangeran Raimal” Raimal menganggukkan
kepalanya tanda setuju “Jika pangeran Pratap menang maka kita semua akan
bersama sama bekerja melawan Raja Akbar, tapi jika dia kalah maka kita
semua akan bebas melakukan apa yang ingin kita lakukan, kita bisa
memilih apakah akan menjadi musuh atau teman bagi Raja Akbar sesuai
dengan keinginan kita” ujar Raimal lagi sambil menyeringai senang “Aku
sangat berharap pilihan yang kedua itu tidak akan terjadi” sela Pratap
“Kita lihat saja nanti, pangeran Pratap !” Chandrasen sangat optimistis
dengan kemenangannya besok, tak lama kemudian Pratap mengundang mereka
semua untuk makan malam, semua Raja segera beralih ke ruang makan,
ketika semua orang meninggalkan ruangan, Bhagwan Das segera mencegat
Raimal “Apa yang terjadi, Raimal ? Aku juga harus mendukung pangeran
Pratap jika dia menang, aku akan melawan harapanku sendiri” ujar Bhagwan
Das cemas, namun Raimal berjanji pada Bhagwan Das kalau Pratap tidak
akan menang bagaimanapun caranya “Pangeran Pratap mungkin
tidak akan hadir pada kompetisi besok tapi gerakannya akan jelas terlihat disini” ujar Raimal
Malam itu, Kanak Raj, Raimal dan Jagmal mendatangi kandang kuda Pratap
yang bernama Chetak, Kanak Raj menunjukkan sebotol racun berwarna biru
“Racun ini pasti akan membuat Chetak tidak bisa ikut berpartisipasi
besok, dia tidak akan sehat untuk mengambil bagian selama beberapa hari
kedepan dalam hal apapun” ujar Kanak Raj sambil memperhatikan botol
racun itu di tangannya “Tapi hati hati jangan buat Chetak marah karena
jika Chetak tahu apa yang kita perbuat padanya maka dia akan
mengisyaratkan dengan cara apapun pada kak Pratap, lalu kita akan dalam
masalah besar” ujar Jagmal cemas, Raimal sedang memikirkan sesuatu, saat
itu Jagmal sedang memberikan sesuatu untuk dimakan oleh Chetak, Jagmal
berusaha berbicara dengan nada lembut agar Chetak tidak curiga,
sementara itu Kanak Raj sedang mencampur racun yang dibawanya tadi ke
dalam makanan Chetak yang telah dipersiapkan Pratap tadi, tiba tiba
tanpa sengaja Kanak Raj bersin di depan Chetak, Chetak kaget dan mulai
meringkik dengan kencang sambil menendang nendang hingga lumpur pun
terciprat pada wajah ketiga orang tersebut, Raimal, Jagmal dan Kanak Raj
mukanya penuh dengan lumpur dan mereka segera pergi meninggalkan
Chetak
Di sebuah ruangan, Pratap sedang berlatih melempar panah kecil,
semantara Amar Singh, anak Pratap yang memegangi target yang hendak di
bidik ayahnya, Amar sangat panik karena dari tadi lemparan ayahnya
selalu meleset tidak kena ditengah tengah target “Tenang saja, Amar ,,,
besok pikiran ayah tidak akan dialihkan karena kamu tidak ada disana
yang memegangi papan panah itu” Amar tersenyum senang, saat itu Ajabde
menemui mereka berdua seraya berkata “Anakmu mungkin memang tidak akan
ada disana akan tetapi rakyatmu, sekutumu, musuh musuhmu akan ada
disana, mereka semua mempunyai sisi yang lembut untukmu, terlepas dari
semua perbedaan yang ada” ujar Ajabde sambil memegang tangan Pratap
kemudian memberikan Pratap sebuah panah kecil, Pratap mencoba kembali
melempar panah kecil itu dan akhirnya kena tepat pada sasaran di tengah
tengah, Amar dan Ajabde sangat senang melihat kemampuan Pratap, Amar
segera menjatuhkan papan panah itu dan berlari ke arah ayahnya lalu
memeluknya erat, Pratap sangat berterima kasih pada Ajabde yang selalu
menjadi pendukungnya “Aku menghargai Chandrasen, akan tetapi aku harus
menang dalam kompetisi ini untuk persatuan Rajputana, aku tidak punya
pilihan lain tapi menang !” ujar Pratap bangga
Di kandang kuda istana, Chetak sedang memperhatikan pada pakan ternak
yang telah disiapkan majikannya yaitu Pratap untuknya, Chetak sangat
jelas mengingat situasi yang ada dan teringat ketika Pratap yang
menyuruhnya untuk menghabiskan makanan tersebut atau majikannya itu
tidak mau berbicara dengannya besok pagi, akhirnya Chetak mulai memakan
makanan itu, yang sebenarnya telah dicampur racun oleh Kanak Raj.
Sementara itu Jagmal dan Raimal memasuki istana secara diam diam,
pakaian dan wajah mereka kotor terkena lumpur, ketika sampai di dalam
dilihatnya ada penjaga yang sedang menjaga di pintu, Raimal dan Jagmal
mulai membicarakan tentang kompetisi besok karena para penjaga ada di
sekitar mereka, lalu mereka menyuruh para penjaga itu pergi, Jagmal
tidak mengerti dimana dia akan menemukan air, ketika mereka hendak
melangkah lagi, tiba tiba Ratu Bhatyani ada didepan mereka dan bertanya
“Dari mana saja kalian berdua ?” Raimal berbohong dengan mengatakan
“Jagmal ingin menunjukkan padaku kemampuan menunggang kudanya” Ratu
Bhatyani tertegun “Tapi tidak ada satupun kuda yang menyukainya, kak ?”
Raimal terkejut mendengar ucapan Ratu Bhatyani “Aku kira cuma Chetak
yang tidak suka padamu, Jagmal” Raimal berupaya melindungi situasi yang
dialami oleh Jagmal agar ibunya tidak bertanya tanya lebih jauh lagi
Pada tengah malam, ketika Pratap sedang tertidur, Pratap bermimpi ketika
perang terjadi di Mewar, Pratap terbangun secara tiba tiba dengan
perasaan gelisah dan di dengarnya Chetak sedang meringkik lantang dari
kandang kuda “Aku yakin pasti ada sesuatu yang terjadi, kenapa dia
meringkik pada jam segini ?” Pratap segera keluar dari kamarnya
sementara istrinya Ajabde masih tertidur pulas di sampingnya. Pratap
segera menuju ke kandang kuda dan menghampiri Chetak “Chetak, apakah
kamu juga mengkhawatirkan sesuatu hal ? Kamu seharusnya tidak usah
khawatir, aku akan memenangkan kompetisi ini besok dan misi baru kita
akan segera dimulai” ujar Pratap sambil membelai belai kepala Chetak,
ketika dirabanya kepala Chetak, ternyata Chetak mengalami demam tinggi.
Pratap segera memerintahkan prajuritnya untuk memanggil tabib istana,
tepat pada saat itu Raimal, Jagmal, Kanak Raj dan Chakrapani datang
kesana, begitu pula tabib istana “Sepertinya Chetak telah salah makan,
itulah mengapa tubuhnya saat ini mengalami demam tinggi, dia harus
istirahat selama 2 sampai 3 hari” ujar tabib istana, akhirnya Pratap
menyuruh pelayannya untuk menyiapkan kuda yang lain untuk kompetisi
besok, Chetak langsung meringkik keras sebagai tanda tidak suka “Tenang,
tenang Chetak ,,, kamu harus beristirahat” ujar Pratap pada kuda
kesayangannya, Chakrapani yang saat itu ada disana merasa heran dan
gelisah “Apakah prediksiku selama ini benar ?” bathin Chakrapani dalam
hati
Keesokan harinya, Ajabde melakukan tilak dan aarti untuk Pratap yang
hendak berangkat menghadapi kompetisi, saat itu Amar Singh juga menemani
ibunya melepas ayahnya ikut kompetisi “Aku yakin ayah pasti akan menang
!” ujar Amar Singh kemudian mereka memohon restu pada Dewa Khrisna
dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
Di tempat Chandrasen, Ram Singh mencoba menenangkan adiknya, Chandrasen
agar tetap tenang dalam menghadapi kompetisi ini “Itu adalah
kelemahanmu, Chandrasen ,,, berusahalah untuk tetap tenang” Chandrasen
setuju untuk mengingatnya baik baik dalam benaknya “Tapi aku ingin
membalas sakit hati Phool kali ini, kak” Raimal yang juga ada disana
memberikan selamat dan dukungannya untuk Chandrasen agar menang
“Kemenanganmu akan menjadi kemenangan Raja Akbar” bathin Raimal dalam
hati sambil tersenyum sinis
Sementara itu Chakrapani merasa panik dan tegang “Chandrasen bisa saja
melakukan hal apapun untuk membalaskan dendamnya pada pangeran pangeran
Pratap, Guru” namun Guruji mempunyai keyakinan kalau Pratap pasti akan
menang “Tujuannya itu sangat luar biasa dan mulia daripada motifasi
pribadi yang dimiliki oleh Chandrasen, keinginan Pratap itu sangat
berarti bagi kebaikan setiap orang, saat ini hanya inilah
permasalahannya” ujar Guruji, sedangkan Chakrapani sangat berharap kalau
prediksinya kali ini tentang Pratap akan keliru dan apa yang
diharapkannya akan menjadi kenyataan.
Jagmal meminum apa yang telah Kanak Raj berikan pada kuda Pratap, Jagmal
menemukan cairan itu, dilihatnya minuman itu sangat lezat, Jagmal
berfikir mungkin ada alkohol didalam cairan itu, Kanak Raj telah
mencampurkannya dalam makanan kuda, Kanak Raj berfikir kalau alkohol itu
akan memiliki efek yang sama pada kuda juga, ketika mereka berbalik,
saat itu Chetak mulai meringkik keras, Jagmal mengejek Chetak sambil
mabuk.
Sementara itu dikamar Maharaja Udai Singh, Pratap memohon restu pada
ayahnya dengan menyentuh kaki ayahnya, Maharaja Udai Singh memberikan
restunya, kemudian Pratap juga memohon restu pada Ratu Bhatyani, Ratu
Bhatyani juga memberikan restunya “Aku yakin aku akan berhasil dalam
misiku ini dan melempar pasukan Mughal keluar dari negeri India agar
kembali ke tanah airnya sendiri” bathin Pratap dalam hati
DAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV