SINOPSIS Mahaputra Episode 472
Selasa, 01 Desember 2015
Edit
Di kamar Maharaja Udai Singh, Maharaja Udai Singh menolak untuk makan
apapun yang di sediakan oleh pelayan untuknya sampai dia tahu apa yang
terjadi di ruang sidangnya hari ini, dia menolak pelayannya yang
berusaha untuk melayani dia, tepat pada saat itu Ratu Bhatyani menemui
Raja Udai Singh, Raja Udai Sing sudah mengira kalau semuanya tidak akan
berjalan lancar begitu dilihatnya wajah istri kesayangannya itu muram,
Ratu Bhatyani menceritakan semuanya yang terjadi di ruang sidang tadi
dimana terjadi ketegangan pendapat “Semua raja raja Rajputana
mengeluarkan pedangnya masing masing tapi Pratap berhasil mempertahankan
kesopanan di ruang sidang dengan menerima tantangan dari pangeran
Chandrasen” ujar Ratu Bhatyani tentang tantangan yang di lontarkan oleh
Chandrasen, Maharaja Udai Singh merasa kalau mereka para raja raja
Rajputana itu semuanya terbawa emosi terlebih dahulu dan mereka bukanlah
seorang pemimpin yang baik “Itulah mengapa Pratap tidak mempunyai
alternatif yang lain selain menerima tantangan dari pangeran Chandrasen”
ujar Ratu Bhatyani, Maharaja Udai Singh sudah bisa menebak kalau
situasi seperti ini akan terjadi “Lalu apa yang menjadi perhatian utama
dari para raja raja itu ? Apakah ada rencana yang di buat ? Seperti
sesuatu yang bisa melawan Mughal atau mencari tahu siapa nanti yang akan
menjadi pemimpin persatuan Rajputana ?” Maharaja Udai Singh semakin
penasaran dengan hasil sidang tadi “Tidak ada hal hal yang kongkrit yang
bisa dibuat tadi, Maharaja” Maharaja Udai Singh merasa yakin kalau
anaknya, Pratap pasti akan menang dan mematahkan sifat sombong
Chandrasen.
Sementara itu di tempat Chandrasen, Chandrasen sedang berlatih memanah
dengan mata tertutup dan Chandrasen berhasil memanah tepat pada sasaran.
Di tempat yang lain, Jagmal sedang ngobrol bareng pamannya, Raimal,
mereka membicarakan kehebatan Pratap dan Chandrasen “Pangeran Chandrasen
itu bisa saja melawan dan memenangkan pertarungan tombak dan kompetisi
menembak melawan kak Pratap tapi bagaimana dengan kompetisi berkuda ?
Kak Pratap mempunyai sesuatu yang Chandrasen atau siapapun tidak punya
yaitu Chetak !” Raimal tertegun “Dia itu sangat cepat, cerdas dan sangat
patuh pada majikannya, kuda kak Pratap yang bernama Chetak itu bisa
mengerti semua yang kak Pratap pikirkan” Jagmal kemudian menceritakan
pada pamannya ketika dulu Chetak pernah menolong Pratap dan
menyelamatkannya ketika Pratap bertarung melawan musuh, juga ketika
Pratap jatuh ke dalam jurang, Raimal kemudian mendapat petunjuk kalau
mereka harus menyingkirkan Chetak “Bagaimana bisa kita mendekatinya ?”,
“Kita gunakan Kanak Raj, dia adalah perawat binatang, kita seharusnya
menggunakan dia !” ujar Raimal sambil tersenyum senang
Tak lama kemudian, Raimal dan Jagmal akhirnya menemui Kanak Raj, menurut
Kanak Raj, Chetak harus di taruh di tempat yang terpisah, Chetak
seharusnya di perlakukan tidak kurang dari itu karena bagaimanapun juga
Pratap selalu merawat Chetak dengan tangannya sendiri, tidak ada
seorangpun yang diijinkan bahkan mendekatinya, Chetak juga di kandang
dengan penjagaan yang ketat “Chetak bisa jadi sangat penting untuk
Pratap tapi dia telah menghancurkan hidupmu dibawah kuku hewan ini,
penderitaanmu mungkin bisa segera sirna, dengan bekerja sama denganku
melawan Chetak !” ujar Raimal, Kanak Raj mengerti apa yang di maksudkan
oleh Raimal.
Di kamar Jaiwanta, saat itu Ajabde sedang membantu ibu mertuanya
menyiapkan bunga bunga untuk membuat kalung bunga bagi Dewa Khrisna,
namun pikiran Ajabde tidak pada pekerjaannya, Ajabde merasa terganggu
dengan tantangan yang diberikan oleh Chandrasen “Ajabde, apa yang kamu
pikirkan ?” pertanyaan Ratu Jaiwanta membuyarkan lamunannya “Ibu, Pratap
selalu memberikan yang terbaik ketika dia sedang bertarung dengan musuh
musuhnya tapi aku ragu dengan apa yang akan dilakukannya ketika dia
bertarung melawan seseorang yang bukan musuhnya, aku tahu kalau dia
tidak akan berfikir kalau pangeran Chandrasen adalah musuhnya tapi dia
adalah sekutunya melawan Raja Akbar” ujar Ajabde cemas “Ajabde, biarkan
saja Pratap kalah, tidak semua pertarungan itu dilakukan diluar, kadang
beberapa pertarungan terjadi didalam, Pratap akan berjuang melawan
pertempuran didalam dirinya sendiri dan dia pasti akan memenangkan
tantangan ini” ujar Ratu Jaiwanta optismistis “Dia tahu semua yang di
pertaruhkan disini, jika dia kalah maka dia akan tahu semua
kekalahannya, kamu tidak usah merasa risau dan gelisah” Ajabde sangat
berterima kasih dengan nasehat ibu mertuanya, tepat pada saat itu
Chanayi sedang melintas di depan kamar Jaiwanta sambil berlari, Ajabde
merasa penasaran dengan tingkah laku Chanayi.
Saat itu Chanayi berjalan jalan di koridor istana, tanpa sengaja Chanayi
melewati sebuah kamar dimana ada Rai Singh sedang ngobrol dengan dua
orang Raja, Chanayi mencoba mengintip dari balik pintu dan memperhatikan
Rai Singh dari kejauhan, ketika Rai Singh melihat ada seseorang yang
mengintip, Chananyi segera bersembunyi, hingga akhirnya Rai Singh tau
kalau Chanayilah yang mengintip sedari tadi.
Ditempat Chandrasen yang masih berlatih untuk persiapan kompetisi besok,
saat itu Ram Singh menemui adiknya, Chandrasen “Chandrasen, apakah kamu
yakin kalau kamu akan menang ?”, “Aku tidak bisa melupakan masa laluku,
kak ,,, saat ini aku mendapatkan kesempatan untuk membuktikannya
sebelum semua orang yang membuktikan, Pratap itu bukan Dewa dan aku
tidak bisa membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja, kamu
seharusnya berfikir bagaimana menyenangkannya jika semua raja raja
seluruh Rajputana berada di bawah kekuasaan kita ? Kita akan menggunakan
mereka, khususnya ksatria tangguh seperti Pratap” ujar Chandrasen
optimistis, Ram Singh percaya kalau adiknya bisa melakukannya.
Sementara itu, Kaylan Singh menemui Ratu Durgawati di kamarnya “Maharani
Durgawati, menurut kamu siapa yang seharusnya kita dukung dalam
kompetisi ini ?”, Ratu Durgawati yang saat itu sedang mengecek koleksi
pedangnya berkata “Menurut aku pribadi, selama ini dedikasiku aku
tujukkan untuk tanah airku adalah sesuatu yang lain, aku akan mendukung
orang yang cukup mampu untuk mengurus tanah air kita, tanpa meragukan
pangeran Pratap, dia adalah kandidat yang sangat cocok untuk tugas ini”
ujar Ratu Durgawati.
Ditempat yang lain, tepatnya di kandang kuda, Pratap sedang menyiapkan
makanan untuk Chetak, kuda kesayangannya, saat itu Guruji dan Chakrapani
juga ada disana menemani Pratap sambil berbincang bincang “Pratap, kamu
seharusnya berlatihlah tombak lebih keras lagi” saran Guruji “Tenang,
Guruji ,,, aku yakin kalau aku akan berhasil dalam misiku ini” Guruji
percaya pada keyakinan Pratap yang ingin menyatukan seluruh negeri
Rajputana, kemudian Guruji dan Chakrapani meninggalkan Pratap.
Sepeninggal mereka, Prapat mengajak Chetak ngobrol “Chetak, kamu harus
menghabiskan makananmu ini ! Kamu tidak makan banyak kemarin, jadi hari
ini kamu harus makan sebanyak mungkin !” tepat pada saat itu Raimal
sedang mengawasinya dari kejauhan “Misi Raja Akbar sebentar lagi akan
selesai dan dengan begitu aku akan mendapatkan tempat di ruang sidangnya
juga” bathin Raimal dalam hati
Sementara itu di kota Agra, di kerajaan Mughal ,,,,
Akbar menyiapkan banyak hadiah untuk istrinya yang seorang Rajput, Heera
(Jodha) “Istriku apa yang kamu inginkan ? Aku akan memberikan semuanya
untuk kamu” ujar Akbar, saat itu dengan ragu ragu Heera mendekati Akbar
seraya berkata “Aku hanya ingin agar kamu berhenti berfikir untuk
menguasai seluruh negeri Rajputana dan biarkan semuanya seperti apa
adanya, aku tahu aku tidak bisa memintamu untuk hal ini” Akbar kemudian
membungkuk di depan Heera seraya bersimpuh dihadapannya sambil mengusap
usap perut Heera yang saat itu sedang mengandung anaknya “Aku mendapat
firasat yang menegangkan, kamu akan terbebas dari semua ini, anakku ,,,
kamu akan lahir di sebuah tempat dimana hanya ada bendera Mughal yang
berkibar disana” ujar Akbar senang, sementara itu Salima yang saat itu
melihat kebersamaan mereka dari kejauhan nampak tidak suka “Ratu Heera,
jangan pikir kalau kamu akan menjadi ratu yang sesungguhnya, besok Akbar
akan menikahi wanita lain yang lebih cantik dan lebih muda dari pada
kamu, kita akan lihat apa yang akan terjadi padamu nanti” ujar Salima
sinis
Kembali di istana Udaipur ,,, di ruangan Guruji, Chakrapani merasa
gelisah dengan apa yang akan dialami oleh sahabatnya, Pratap “Guruji,
saat ini pangeran sedang dikelilingi oleh beberapa musuh dari berbagai
sisi, bagaimana dia bisa berhasil dalam misinya ini dengan hanya
memenangkan tantangan ini ?” ujar Chakrapani cemas “Suatu ketika orang
orang sering lupa kalau mereka hidup di masa sekarang dengan hanya
memikirkan prediksi masa depan, lupakanlah semuanya, aku yakin Pratap
pasti akan memenangkan semua rintangan yang akan datang yaitu dengan
cara memenangkan kompetisi ini” ujar Guruji, di lain tempat Pratap dan
Chandrasen sedang terus giat berlatih melempar tombak hingga menuju ke
sasaran yang tepat
DAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV