SINOPSIS Mahaputra Episode 469
Selasa, 01 Desember 2015
Edit
SINOPSIS Mahaputra Episode 469
Di istana Udaipur, dikamar Raja Udai Singh, saat itu Raimal dan Ratu
Bhatyani masih menemani Raja Udai Singh, Raimal berpura pura menunjukkan
kasih sayangnya ke Pratap dengan mengatakan “Pangeran Pratap memang
baik itulah mengapa dia pantas mendapatkan semua yang baik, sementara
Jagmal itu bebeda, tidak seperti Pratap” ujar Raimal dengan wajah penuh
dengan kepura puraan “Aku sadar kalau tidak ada seorangpun yang
merawatnya” ujar Raja Udai Singh sambil terbaring lemah di tempat
tidurnya “Ada banyak orang disini yang bisa melakukan hal itu atau
mungkin kakak bisa membantunya dengan mengajarkan sesuatu pada Jagmal
tentang sidang mungkin ?” ujar Ratu Bhatyani, Raimal menerima permintaan
Ratu Bhatyani kemudian Ratu Bhatyani tidak membiarkan mereka ngobrol
lebih banyak lagi dan segera memberikan isyarat agar kakaknya segera
meninggalkan kamar karena saat ini waktunya Udai Singh untuk
beristirahat, Raimal pun akhirnya meninggalkan mereka. Sepeninggal
Raimal, Raja Udai Singh bertanya pada Ratu Bhatyani tentang Raimal
“Raimal itu pamannya Jagmal, tentu saja Raimal sangat dekat dengan
Jagmal” ujar Ratu Bhatyani.
Istri termuda Raja Udai Singh sedang menangis dipangkuan Ratu Jaiwanta
sambil mengutarakan keluh kesahnya tentang Raja Udai Singh dan Ratu
Bhatyani “Aku sangat merindukanmu dan aku tidak pernah menjauh dari
mereka, antara aku dan Ratu Bhatyani bagaikan dua kutub yang terpisah,
aku tidak pernah bisa menanamkan cinta dalam pikiran Maharaja Udai
Singh, aku ini tidak lebih seperti seorang pelayan dimatanya, aku pikir
nasib seorang pelayan mungkin lebih baik dari pada aku, paling tidak dia
bisa berharap menerima kata kata yang baik atau sebuah hadiah ketika
dia telah melakukan sesuatu yang baik” ujar ratu muda itu sedih “Aku
sebenarnya tidak mengharapkan apapun darinya” Ratu Jaiwanta mendengarkan
dengan sabar semua keluh kesah ratu muda ini dan menyarankan agar dia
tetap mengerjakan pekerjaan baiknya tanpa berharap suatu apapun “Kamu
seharusnya merawat suamimu meskipun kamu tidak mendapatkan apa apa
sebagai imbalannya, Maharaja Udai Singh pasti akan mengerti peranmu
suatu hari nanti” ujar Ratu Jaiwanta “Apakah itu mungkin, akankah Ratu
Bhatyani membiarkan itu semua terjadi ?” tanya ratu muda VB sedih “Tidak
usah membandingkan sesuatu ataupun seseorang, Dewa Khrisna akan
mengatur semuanya” ujar Ratu Jaiwanta sambil melirik kearah patung
Khrisna dan Radha, ratu muda VB pun setuju untuk mematuhi kata kata Ratu
Jaiwanta, kemudian mereka berdua saling berpelukan satu sama lain.
Raimal sedang bermain catur seorang diri, dia telah bersiap hendak
mengalahkan lawannya “Aku sudah menaburkan benih dalam pikiran Maharaja
Udai Singh, dia akan segera di kuasai dan Pratap akan dikeluarkan dari
permainan ini” anak buah Raimal yang menemaninya saat itu tersenyum
senang begitu mendengar idenya “Pikirkan ketika kamu memulai permainan,
memainkan sebuah gerakan, mengalahkan lawanmu dan menang ! Ini adalah
sebuah kebisuan, bagaimana bisa kita berfikir mengumumkan diri kita
sendiri sebagai juaranya tanpa mengetahui bagaimana kemampuan musuh kita
!” Raimal merasa yakin kalau semua orang telah berada di kubunya
kecuali Pratap, tepat pada saat itu Ratu Bhatyani mengantarkan Jagmal ke
sana dengan kesal sambil mendorong Jagmal hingga Jagmal hampir saja
terjungkal “Aku tahu apa yang akan terjadi antara paman dan keponakannya
!” ujar Ratu Bhatyani, Raimal berusaha untuk menjelaskan sesuatu pada
Ratu Bhatyani tapi Ratu Bhatyani malah menasehatinya untuk tetap pada
batasannya “Tinggalah disini sebagai seorang tamu, kakak ,,, jangan
lewati batasanmu” ujar Ratu Bhatyani kemudian berlalu dari sana, Raimal
dan Jagmal tertegun melihat sikap Ratu Bhatyani
Dikamar Raja Udai Singh, saat itu Pratap sedang memberikan minum air
putih pada ayahnya, Udai Singh tahu kalau hari ini adalah hari
terpenting untuk Pratap dimana dia akan mengatur semuanya sementara dia
merawat ayahnya yang sedang sakit “Ayah, aku akan melakukan semuanya
hanya untuk ayah” kemudian Pratap mengabarkan pada ayahnya apa yang
telah dia siapkan untuk acara yang akan segera dilaksanakan nanti
“Ketika mereka semua bergabung bersama sama maka aku yakin kemarahan
mereka selama ini akan berubah menjadi sebuah persahabatan, aku memang
bertujuan untuk menyatukan Rajputana juga, ayah ,,, dan hasilnya adalah
untuk Ekling Ji (Dewa)” Raja Udai Singh tersenyum senang sambil menepuk
nepuk bahu Pratap
Di kamar Raimal, Jagmal sedang berbincang bincang dengan Raimal, Jagmal
mengatakan kalau dirinya selalu ditegur dan diomeli oleh ibunya sendiri,
Jagmal merasa kalau ibunya tidak menyayanginya “Dia melakukan ini semua
hanya karena untuk Pratap ! Pratap memberikan aku perintah, dia ingin
aku mengurus semua persiapan acara kompetisi menembak, kenapa harus aku ?
Apakah aku ini pelayannya ? Aku seharusnya tidak menceritakan hal ini
pada paman” Raimal malah menyarankan pada Jagmal untuk melakukan apa
yang Pratap perintahkan “Aku akan mengembalikan pemikiran adikku pada
tempatnya yang benar, kompetisi menembak ini adalah salah satu cara
dimana Pratap ingin membicarakan tentang penyatuan Rajputana bukan ?”
Jagmal mengangguk sambil menatap pamannya “Aku harus bisa menggagalkan
rencanannya ini, keponakanku akan menjadi Maharaja ! Maharaja Jagmal !”
Jagmal mulai mendengar semua orang bersorak sorai mengelu elukan
namanya.
Dikamar Raja Udai Singh, Pratap masih menemani ayahnya, Raja Udai Singh
merasa penasaran “Siapa yang akan mengambil bagian dalam kompetisi nanti
sebagai wakil dari kita ? Siapa dia ? Bagaimana kemampuannya ?
Bagaimana kamu bisa begitu yakin bahwa hanya dia yang bisa
memenangkannya ?” Pratap meyakinkan ayahnya bahwa dia tidak akan
menyesal “Aku telah memilih orang yang terbaik dan aku yakin hanya dia
yang akan menang, aku mohon ayah jangan paksa aku untuk mengatakan
namanya” ujar Pratap, kemudian Pratap meminta restu ayahnya sebelum
meninggalkan kamar ayahnya sambil mengatupkan kedua tangannya didepan
dada, Raja Udai Singh memberikan restu padanya sambil berkata “Ekling Ji
pasti akan merestui kamu !” tak lama kemudian Pratap meninggalkan kamar
Udai Singh, sepeninggal Pratap, Raja Udai Singh berkata pada dirinya
sendiri “Dewa Khrisna berkatilah anakku karena hari ini adalah hari yang
terpenting untuknya untuk mewujudkan misinya sepanjang hidupnya sampai
mati”
Pratap memberikan instruksi pada para pelayannnya “Tamu tamu kita adalah
tamu tamu yang sangat terhormat, kita tidak begitu tahu tentang mereka
dengan baik tapi kita harus menyambut mereka dengan hati yang terbuka”
ujar Pratap “Pratap, aku dan istrimu Ajabde telah membuat persiapan
untuk penyambutan” ujar ratu muda VB “Jangan katakan hal itu dengan
sangat meyakinkan, ibu ,,, jika terjadi sesuatu yang salah besok maka
kita nanti yang akan disalahkan” ujar Ajabde “Tapi aku yakin dengan apa
yang telah kamu lakukan, Ajabde ,,, kamu selalu bisa mengatur semuanya
dengan baik” ujar Pratap yakin sambil memandang istrinya dengan tatapan
mesra, Ajabde juga membalas tatapan Pratap, tak lama kemudian Amar Singh
(anak Pratap dan Ajabde) menghampiri Pratap dan mengutarakan niatnya
untuk ikut ambil bagian dalam kompetisi tersebut “Ayah, ketika seorang
perempuan seperti Ratu Durgawati bisa ambil bagian dalam kompetisi ini
maka kenapa aku tidak boleh ?” tanya Amar penasaran “Kita ini seringkali
lupa untuk menulis tentang kemampuan seorang perempuan ketika menulis
sebuah sejarah, dia itu juga tidak kalah beraninya seperti seorang
ksatria yang lain, dia sendiri yang bisa mencegah pasukan Mughal di
teluk dan tidak membiarkan mereka memasuki bentengnya, meskipun Akbar
ingin sekali bertemu dengan Ratu Durgawati” pada saat itu salah satu
orang kepercayaan Pratap menemui mereka dan mengabarkan kalau itu semua
tidak akan banyak membantu karena tamu tamu akan segera datang, tak lama
kemudian seorang prajurit datang dan mengabarkan pada mereka kalau tamu
tamu undangan telah datang, Pratap dan semua yang ada disana senang,
kemudian mereka langsung menyambut tamu tamu tersebut. Para petinggi
dewan berdoa semoga semua ketakutan yang menyelimuti mereka selama ini
akan sirna semuanya.
Pratap dan keluarga kerajaan Udaipur seperti Ratu Bhatyani dan Ajabde
ada disana menyambut tamu tamu yang datang memenuhi undangan mereka
dengan penyambutan yang meriah dan setiap tamu yang datang satu per per
satu disambutnya dengan penghormatan yang tinggi, Pratap mengenalkan
mereka pada para petinggi Udaipur, Raja Bikaner memuji Pratap atas
upayanya membuat kota baru Udaipur setelah apa yang terjadi pada Mewar,
anak Raja Bikaner meminta ayahnya untuk tidak mengatakan hal itu karena
bisa jadi Pratap tidak ingin mendengar tentang hal itu, namun Pratap
malah berkata kalau hal itu adalah sesuatu yang tidak ingin dia lupakan
sepanjang hidupnya, kemudian mereka diantar ke kamar mereka untuk
beristirahat terlebih dulu, tamu berikutnya adalah Raja dari Amer Raja
Bhagwan Das (kakak kandung Jodha), Raimal bertanya tentang pernikahan
adik kandung Bhagwan Das yaitu Jodha yang menikah dengan Akbar karena
sekarang mereka telah menjadi keluarga yang sangat terkenal di Rajput
“Kamu tidak seharusnya mengejek aku seperti itu !” Bhagwan Das tidak
suka dengan ucapan Raimal “Aku bahkan dengan bangga mengatakan kalau
adik perempuanku itu sekarang hidup bahagia dengan suaminya, Yang Mulia
Raja Akbar” ujar Bhagwan Das lalu menoleh kearah Pratap “Kamu bisa
mengatakannya dengan blak blakkan, Pratap ,,, jika kamu tidak nyaman
dengan hubunganku dengan Raja Akbar, pasukanku masih ada di luar dan
siap untuk kembali ke Amer” Pratap hanya terdiam sambil memandang ke
arah Bhagwan Das. . BACA DAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV