SINOPSIS Mahaputra Episode 286
Rabu, 23 Desember 2015
Edit
Di kerajaan Mewar, pada malam hari, Pangeran Pratap & Ajabde keluar menuju ke halaman istana, Pangeran Pratap terus terbatuk batuk hingga tdak bisa mengontrol batuknya sendiri & dihalaman istana, mereka berdua melihat banyak sekali burung merpati putih yg singgah di taman utk meminum air putih di sebuah wadah yg memang mereka siapkan di halaman, Pangeran Pratap & Ajabde merasa heran, kenapa begitu banyak burung merpati putih yg datang ke halaman mereka, kemudian mereka berdua mendongak keatas & melihat ribuan burung merpati putih terbang kesana kemari diatas mereka dilangit yg hitam, Pangeran Pratap & Ajabde merasa takjub melihat burung burung merpati tersebut namun kemudian mereka berdua merasa aneh, Pangeran Pratap merasa ada sesuatu yg tdak beres yg sedang terjadi, Pangeran Pratap & Ajabde juga mendengar ringkikkan kuda yg saling bersahut sahutan merasa ketakutan
Sementara itu,
semua prajurit yg sedang berjaga di perbatasan Mewar dibunuh oleh Jalal
& Nasir, Jalal bertujuan agar penjaga terakhir tunduk terhadap
bendera Mughal, penjaga tersebut melihat bendera tersebut & terkejut
& tiba tiba perutnya tertusuk oleh panah yg dilesatkan oleh salah
satu prajurit Jalal namun sebelum mati & dalam keadaan sekarat,
prajurit itu segera memotong sebagian kecil bendera tersebut &
meletakkannya di paruh salah satu burung merpati putih yg di peliharanya
& melepaskannya utk terbang ke udara, hingga akhirnya prajurit
itupun tewas, tak lama kemudian Jalal memasuki daerah Mewar bersama
pasukannya, pada saat yg bersamaan Ajabde sedang berusaha menenangkan
Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, ini mungkin saja sebuah kebetulan
belaka” namun ketika Pangeran Pratap sedang mengenakan baju perisai
perangnya, Pangeran Pratap melihat seekor burung merpati menghampiri
kamarnya & bertengger di jendela kamarnya,
Pangeran Pratap
segera mendekati burung merpati putih tersebut & melihat sobekan
kain berwarna hijau disekitar paruhnya, Pangeran Pratap segera mendekat
& menyadari kalau sobekan kain berwarna hijau itu adalah bagian dari
bendera Mughal, Ajabde juga sangat terkejut begitu melihatnya, Pangeran
Pratap sadar kalau pasukan Mughal sedang menuju ke arah mereka utk
menyerang Mewar “Pangeran Pratap, lebih baik kamu memberitahu semua
orang, kita tdak bisa membuang buang waktu lagi” saat itu Pangeran
Pratap hendak pergi ke ayahnya sementara Ajabde akan memberitahu Rawat
Ji “Ajabde, berhati hatilah, kita tdak inginkan menakuti semua orang?
jadi sampaikan berita ini secara hati hati” Ajadbe langsung
menganggukkan kepalanya kemudian meninggalkan Pangeran Pratap,
Pangeran Pratap pun
pergi utk menemui ayahnya Pangeran Pratap memberitahu prajurit utk
mengabarkan pada ayahnya kalau dirinya ingin bertemu dgn Raja Udai Singh
namun Pangeran Pratap terkejut ketika mendapat kabar kalau ayahnya tdak
berada di kamarnya, kemudian Pangeran Pratap pergi menuju ke Antarmahal
malam itu juga “Dia pasti sedang tertidur saat ini” Pangeran Pratap
tahu kalau saat ini sebagian pasukannya sedang berlibur “Tolong, panggil
mereka yg berada di perbatasan kita” ujar Pangeran Pratap, namun
Pangeran Pratap baru tahu kalau sebagian prajuritnya sedang berada di
kerajaan Bijolia, Pangeran Pratap benar benar merasa heran “Kenapa
Bijolia membutuhkan mereka?” salah satu prajuritnya memberitahu padanya
bagaimana caranya memanggil prajurit cadangan secara diam diam tanpa
siapapun yg mengetahuinya “Kalau begitu beritahu beberapa prajurit
sebanyak yg bisa kamu panggil, kumpulkan mereka & temui aku di
gerbang istana sebelah utara, aku & paman Rawat Ji akan menemui
kalian disana!” ujar Pangeran Pratap kemudian berlalu dari sana
Dalam perjalanannya
menuju ke kamarnya, Pangeran Pratap bertemu dgn Ajabde lagi “Pangeran
Pratap, paman Rawat Ji rupanya pulang ke kampung halamannya sendiri, dia
tdak bisa datang secepat mungkin kesini” ujar Ajabde, Pangeran Pratap
merasa kalau dirinya tdak bisa menunggu lebih lama lagi karena saat itu
hari sudah hampir pagi “Lalu bagaimana dgn Rana Ji?” tanya Ajabde cemas,
Pangeran Pratap tdak ingin mengganggu ayahnya utk saat ini karena
ayahnya masih beristirahat sekarang “Ini menjadi tugasku sekarang utk
melindungi kerajaan kita!” Ajabde sangat khawatir tentang Pangeran
Pratap “Bagaimana kamu bisa melakukannya sendirian, pangeran?” Pangeran
Pratap langsung memegang tangan Ajabde & berkata “Saatnya telah tiba
utk kamu utk memenuhi sumpahmu, aku percaya penuh padamu, kamu akan
berhasil melampui ujian pertamamu ini” Ajabde langsung menganggukkan
kepalanya & ikut memegang tangan Pangeran Pratap sebagai tanda
meyakinkan suaminya itu “Aku tdak akan mengecewakan kamu, pangeran”
Pangeran Pratap tersenyum senang & mereka mulai berjalan kembali,
Ajabde mengikuti suaminya dari belakang
Keesokan harinya,
Jalal melanjutkan perjalanannya yg semakin dekat ke Mewar bersama
pasukannya, sementara itu Pangeran Pratap sudah bersiap hendak pergi
“Ajabde, jangan lupa nanti kamu memberitahu Rani Ma tentang hal ini agar
ibu bisa memberitahu pada Rana Ji, katakan pada mereka kalau aku
membawa prajurit penjaga keluar dari istana, oleh karena itu biar nanti
ayah memanggil lebih banyak lagi prajurit utk penjagaan” ketika Pangeran
Pratap hendak pergi, Ajabde langsung mengingatkan Pangeran Pratap utk
melakukan aarti terlebih dahulu “Maafkan aku, Ajabde, aku lupa” Ajabde
hanya tersenyum kemudian melakukan aarti utk Pangeran Pratap, setelah
selesai Pangeran Pratap segera menuju ke kudanya, namun ketika Pangeran
Pratap hendak menunggangi kudanya, Pangeran Pratap turun kembali &
berjalan menghampiri Ajabde “Apakah kamu melupakan sesuatu?” Ajabde
langsung menganggukkan kepalanya & memeluk erat suaminya itu yg
pertama kalinya, semua pelayan seperti sudah tahu keinginan mereka
berdua, tanpa dikomando, para pelayan segera berbalik membelakangi
mereka berdua “Jaga diri kamu baik baik ya” ujar Pangeran Pratap dgn
tatapannya yg mesra “Jaga diri kamu juga baik baik, pangeran” kemudian
Pangeran Pratap kembali berjalan menuju ke kudanya & segera
menunggangi kudanya, sebenarnya Pangeran Pratap merasa berat harus
meninggalkan Ajabde, diliriknya Ajabde dari ujung ekor matanya dgn
perasaan yg penuh haru namun akhirnya Pangeran Pratap bergegas
meninggalkannya sendirian, saat itu Ajabde hendak mengatakan sesuatu
sambil berteriak memanggilnya namun Pangeran Pratap tdak mendengar &
cincin pemberian Pangeran Pratap terlepas dari ibu jari kakinya, Ajabde
benar benar mengkhawatirkan Pangeran Pratap sambil mengambil cincin
emasnya itu yg jatuh ke tanah. Sinopsis Mahaputra Episode 286
Pada saat yg
bersamaan Ratu Jaiwanta tiba tiba terbangun dari tidurnya &
dilihatnya disebelahnya Raja Udai Singh sedang tertidur nyenyak, Ratu
Jaiwanta teringat semuanya tentang malam yg special & indah yg
terjadi antara dirinya & suaminya, Raja Udai Singh, Ratu Jaiwanta
benar benar merasa sangat bersalah sambil perlahan lahan turun dari
tempat tidurnya & duduk di depan meja riasnya & menatap dirinya
di cermin, Ratu Jaiwanta teringat ketika dirinya berjanji pada Ratu Veer
Bai kalau Ratu Veer Bai akan mendapatkan haknya sebagai seorang istri
tadi malam, Ratu Jaiwanta segera mengenakan perhiasannya, Ratu Jaiwanta
benar benar merasa tdak berdaya & telah mengingkari janjinya sendiri
pada Ratu Veer Bai, dgn pandangan kosong, Ratu Jaiwanta berjalan di
sepanjang koridor menuju ke kamar Ratu Veer Bai, namun ternyata Ratu
Veer Bai tdak berada dikamarnya, yg ada malah Ratu Bhatyani “Rani Veer
Bai tdak ada disini, kak, aku yakin perasaan bersalahmu & tangisanmu
itu tdak akan mampu menenangkan Rani Veer Bai saat ini” Ratu Jaiwanta
ingin segera bertemu dgn Ratu Veer Bai “Aku juga tdak bisa berbuat apa
apa, kak, aku hanya berharap kalau dia tdak akan berusaha utk membunuh
dirinya sendiri, & aku juga tdak bisa memastikan dimana dia berada
saat ini” Ratu Jaiwanta segera pergi dari kamar Ratu Veer Bai dgn
terburu buru begitu mendengar penjelasan dari Ratu Bhatyani
Tiba tiba di
sepanjang koridor, Ajabde sedang berjalan disana sambil berteriak teriak
memanggil ibu mertuanya “Rani Ma! Rani Ma! Rani Ma!” Ratu Bhatyani yg
mendengar Ajabde memanggil nama Ratu Jaiwanta, merasa penasaran &
langsung keluar utk mengetahui apa yg terjadi padanya, setelah bertemu
dgn Ajabde, Ratu Bhatyani sangat terkejut ketika mendengar kabar dari
Ajabde kalau Jalal telah sampai disini dgn pasukannya sementara Pangeran
Pratap telah pergi utk bertarung dgn dirinya sendirian “Hal ini benar
benar sangat mengkhawatirkan, Choti Ma, aku harus segera memberitahu
Rani Ma agar dia bisa memberitahu Rana Ji, dgn begitu Rana Ji bisa
mengirimkan pasukannya utk membantu Pangeran Pratap” Ratu Bhatyani
merasa senang karena dialah yg pertama kali mengetahuinya “Ajabde, aku
akan mengatakan hal ini pada mereka berdua, kamu bisa pergi ke kamarmu
sekarang, aku akan mengurusinya” Ajabde menuruti perintah Ratu Bhatyani
dgn sepenuh hati, sedangkan Ratu Bhatyani tdak tertarik dgn hal itu
sambil berkata dalam hati ketika Ajabde telah berlalu dari hadapannya
“Biarkan Pangeran Pratap bertarung dgn musuh musuhnya sementara Rani Ma -
nya saat ini juga akan bertarung dgn segala sesuatunya disini” bathin
Ratu Bhatyani dgn senyum sinisnya
Ratu Veer Bai
sedang menangis di kamarnya, sambil teringat akan keintiman Ratu
Jaiwanta & Raja Udai Singh semalam, Ratu Veer Bai melempar semua
perhiasannya dgn perasaan marah, tepat pada saat itu Ratu Jaiwanta
menemuinya, Ratu Veer Bai langsung teringat pada kata kata Ratu
Bhatyani, Ratu Jaiwanta hendak menjelaskannya namun Ratu Veer Bai segera
mencegahnya & berkata “Aku pikir kamu akan seperti ibuku tapi kamu
malah berbalik menjadi seorang perempuan yg egois! Kamu yg telah
menyarankan aku utk merasakan semua ini tapi kamu juga yg telah
menghancurkan semuanya dgn tanganmu sendiri!” Ratu Veer Bai berteriak
lantang didepan Ratu Jaiwanta “Sejak kapan kamu merencanakan ini semua?
Kamu bisa kan mengatakan padaku kalau kamu sebenarnya tdak suka kalau
Rana Ji menikah dgnku! Kamu bisa mengatakan hal itu padaku atau
memeerintah aku utk pergi dari sini! Aku bisa pergi dgn mudahnya! Tapi
kamu tdak melakukannya karena dgn begitu kamu bisa menghina aku dgn cara
seperti ini!” Ratu Jaiwanta terperangah & berusaha utk
menjelaskannya ke Ratu Veer Bai namun Ratu Veer Bai tdak memberikan
kesempatan padanya utk menjelaskan semuanya “Kamu telah mengenakan
sebuah topeng seseorang yg berpura pura menyayangi & peduli pada
semua orang tapi aku telah melihat wajah kamu yg sebenarnya, wajah yg
penuh dgn keegoisan hari ini!” bentak Ratu Veer Bai sambil menangis,
Ratu Jaiwanta pun menangis sedih
“Ternyata apa yg
dikatakan oleh Rani Bhatyani tentang kamu adalah benar! Kamu
menginginkan semuanya hanya utk kamu sendiri! Mulai dari Rana Ji, kasih
sayang & penghormatan rakyat Mewar & kamu ingin masa depanmu
terlindungi juga kan?” Ratu Jaiwanta hanya bisa terdiam mendengar semua
tuduhan Ratu Veer Bai “Kamu ingin seluruh Mewar berada dibawah
kekuasaanmu melalui Pangeran Pratap! Itulah mengapa kamu tdak pernah
membiarkan aku mendekati Rana Ji! Kamu takut kan kalau nanti aku hamil
& ketika kami berdua semakin dekat maka rencanamu akan berantakan!
Kamu tdak hanya merebut kepercayaanku, kak, tapi juga kebahagiaanku! Dgn
cara ini kamu telah membunuh aku, aku akan berdoa pada Dewa dgn hati yg
murni sama seperti kamu yg telah merebut kebahagiaanku bahkan kamu
ingin mendapatkan semua ini sepanjang hidupmu” Ratu Jaiwanta benar benar
tdak percaya & kaget begitu mendengar semua kata kata yg terlontar
dari mulut Ratu Veer Bai, sementara Ratu Bhatyani mendengarkan semua
pembicaraan mereka dari tempat yg tersembunyi
Pada saat yg
bersamaan, saat itu Pangeran Pratap sedang berdiskusi dgn para
prajuritnya “Kita harus bisa menghentikan Jalal sebelum mereka mencapai
titik penjagaan kita yg terdekat dekat istana, kita tdak boleh
membiarkan mereka mencapai tempat tersebut atau tempat manapun yg
terdekat!” ujar Pangeran Pratap lantang, di lain sisi Jalal juga sedang
memberikan instruksi pada pasukannya “Ini adalah kesempatan emas yg bisa
kita dapatkan hari ini, kita akan bisa menduduki istana Mewar pada hari
ini, aku akan merebut semua yg kamu miliki, Pangeran Pratap!” ujar
Jalal & wajah sumringah, sedangkan di istana Mewar sendiri, Ratu
Veer Bai masih marah pada Ratu Jaiwanta “Kak Jaiwanta, jika kamu benar
benar ingin agar Rana dekat dgn diriku maka seharusnya kamu menyadari
bahwa semua itu bisa terjadi kalau kamu tdak berada di istana ini” Ratu
Jaiwanta tertegun & berlalu meninggalkan Ratu Veer Bai dgn perasaan
sedih, sementara dari balik persembunyiannya Ratu Bhatyani merasa senang
karena semuanya telah berjalan sesuai yg diinginkannya
Di tempat Pangeran
Pratap, Pangeran Pratap segera melesatkan anak panahnya ke tanah di
dekat kuda yg ditunggangi Jalal, akhirnya Pangeran Pratap & Jalal
bertemu secara langsung, berhadap hadapan satu lawan satu, Pangeran
Pratap tersenyum sementara Jalal menunjukkan wajah kesal karena Jalal
tdak mengira kalau dirinya bisa bertemu Pangeran Pratap disini “Kamu
seharusnya berfikir terlebih dahulu sebelum melangkah di tanah Mewar
ini! Kamu seharusnya berfikir bahwa disini ada seorang prajurit Mewar yg
selalu waspada utk melindungi tanah airnya dari para penipu yaitu
adalah Rana Pangeran Pratap Singh!” Jalal tersenyum & berkata “Aku
benar benar senang bisa bertemu dgn kamu disini, rasanya kurang
menyenangkan kalau aku ingin menghancurkan kamu tanpa bertarung dgn
kamu!” balas Jalal lantang, kemudian mereka berdua sama sama
mengeluarkan pedangnya & menginstruksikan pasukan mereka utk
menyerang “Seraaaaaaannnnnggg!!!!” pertarungan Jalal & Pangeran
Pratap pun tak terelakkan
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 287
SINOPSIS Mahaputra Episode 286Cinta Sinopsis 12/14/2015 All India Mahaputra
DB bertemu Dhaman Singh dalam perjalanan. Dia mendapat kabar baik untuk berbagi. Dia ingin tahu itu.
AS marah pada Pratap karena selalu menempatkan dia dalam beberapa masalah, kamu berdua selalu melakukan hal yang sama. Dhaman Singh datang ke sana. Dia berbagi dengan nya bahwa Akbar telah kembali ke kampung halamannya, dan Pratap kembali ke rumah bersama dengan pasukannya. US tersenyum lega. Dia mengucapkan terima kasih pada Tuhan karena memberkati mereka. Dia memberikan cincin untuk Dhaman Singh karena telah berbagi berita ini dengan nya. kamu telah membuat hari terburuk ini menjadi hari yang baik. AS memberinya tugas mencari JB. Bawa ia kembali dengan segala hormat. Dia mungkin belum pergi terlalu jauh. Dhaman Singh mengangguk. DB menunggu dengan tidak sabar untuk Dhaman Singh. Dia memuji nya dan tahu bahwa ia menghormati dirinya. ia mengatakan tentang apa yang telah Rana ji suruh. DB memberitahu nya untuk mengikuti perintah Rana ji tetapi kamu tidak harus sukses dalam misi ini. Dia kaget. Dia tahu bahwa Rana ji mungkin menurut. ia mengangguk serius.
Mamrak ji berpikir tentang kata-kata Mehmood Shah dalam perjalanan ke Chittor. Dia bertemu tentara nya yang mengatakan kepadanya bahwa Akbar kembali kembali. Pratap benar-benar baik-baik saja. Dia akan segera mencapai Chittor. Mamrak ji memuji Ajabde. Dia beruntung. Tidak ada yang bisa menyalahkanmu. Dia mengirimkan tentaranya ke Bijolia dan pergi menemui Ajabde.
DB mengisi pikiran US untuk melawan Ajabde. Dia baru saja melangkah di istana ini tapi dia pikir dia memiliki semua hak, bahkan ia mengirim suaminya ke medan perang sendirian. Dia bahkan mengirim jija ke suatu tempat dengan barang-barangnya. aku di sini sejak bertahun-tahun tapi aku belum berani untuk melakukan sesuatu seperti ini atau memaksa jija dengan cara ini. Begitu banyak yang terjadi dalam satu malam! kamu membuat gadis biasa menjadi istri Pratap. Dia mengirim anak yang kami cintai ke jalan yang salah. Hal ini karena kasih dan berkah bahwa ia datang kembali semua aman dan suara atau karma Ajabde ini mungkin telah mempengaruhi dirinya. Sebenarnya dia tidak disalahkan. Aku menyarankanmu untuk mengirimnya kembali ke Bijolia. Dia tidak begitu tertarik pada hal itu tapi dia bersikeras. Sejak pembicaraan dari aliansi ini, telah mulai bermunculan beberapa masalah. Akbar telah datang sampai ke pintu kami. Jija meninggalkan kita semua. Dia tidak bisa melakukannya karena Pratap mencintai Ajabde. Dia tahu tapi sekarang kami harus fokus pada satu langkah pada satu waktu. Sebut Mamrak ji dan kirim Ajabde bersamanya tanpa mengutip alasan apapun. dia harus pergi selama beberapa hari. Jika dia dan Pratap tetap terpisah sampai Gauna mereka maka kita dapat membebaskan Pratap dari mantra Ajabde. Kita telah melihat pasang surut kehidupan. Beri aku satu kesempatan untuk menemukan jalan keluar dari masalah ini. Biarkan aku mencoba. Dia adalah berpikir.
Pratap sedang dalam perjalanan ke Chittor.
VB meminta DB untuk membiarkan dia mengatakan kebenaran pada Rana ji. Dia ingat kata-kata kasar ke JB. Jija pergi karena aku, bukan Ajabde. DB bertanya tentang konsekuensi. Akankah Jija kembali? Tidak, tetapi kamu pasti akan dilempar keluar dari istana ini. Hal ini juga bisa terjadi bahwa keluarga mu tidak akan terhindar. kamu tahu kemarahan Rana ji! VB berbicara pada Ajabde. Ini akan menjadi ketidakadilan untuknya. dia tidak dapat disalahkan dalam hal ini. DB mengatakan padanya untuk tidak emosional. Ajabde lagian harus kembali ke rumah orangtuanya. Dia harus tinggal di sana sampai Gauna nya. Dia akan kembali dalam waktu beberapa tahun dan sampai kemudian Rana ji juga akan dingin. Tapi kamu tidak melakukannya dengan benar jika kamu mengatakan yang sebenarnya. Jangan kamu ingin hidup di mana kamu mendapatkan semua hormat, kemewahan dan kehormatan menjadi istri Raja Mewar? kamu ingin meninggalkan semua ini untuk emosi mu? Dengan
menceritakan kebenaran, kamu akan dijauhi seumur hidup. Dia pasti akan memberikan hukuman mati dan keluarga mu juga. Apakah kamu mengiginkan itu? VB menggeleng ketakutan. Tugas DB dilakukan. aku berjanji kepada mu bahwa jika kamu tetap tenang maka aku akan membuat mu mendapat penghargaan, kemewahan dan cinta Rana ji tetapi kamu tidak akan datang dengan cara ku. Aku berjanji tidak akan membiarkan siapa pun masuk di antara kalian berdua. kamu akan memerintah, aku berjanji. VB enggan setuju.
Mamrak ji mencapai istana Mewar.
DB membawa Ajabde bersamanya. aku tahu bahwa kamu akan membawa kemalangan dan menjadi menguntungkan bagi keluarga kami. Aku seharusnya tidak membawa mu ke sini. aku tidak memiliki pilihan tetapi untuk setuju. Ajabde berkata aku telah mengatakan itu padamu. kamu setuju untuk mengirimnya ke Rani Ma ketika aku mengatakan tentang hal itu. mengapa kamu tidak melakukannya? DB bertanya-tanya apakah dia sedang mencoba untuk mengatakan bahwa aku sengaja menyembunyikannya dari jija. Jangan salahkan aku karena menyembunyikan kesalahan mu. kamu mungkin juga akan menyalahkan ku karena membuat jija pergi, aku menulis surat itu dan aku juga mengirim Pratap untuk berperang. Ajabde setuju bahwa dia bisa melakukannya. kamu cukup mampu untuk itu. AS memanggil Ajabde marah. Aku datang untuk memberitahu bahwa DB menundanya untuk sementara waktu tetapi sekarang aku telah melihat tindakan berani dan aku kira itu adalah keputusan yang tepat. pertama Kamu memaksa JB meninggalkan istana ini dan sekarang kamu menyalahkan DB untuk itu.
Ajabde mencoba menjelaskan tapi dia menyesal membuatnya menikah dengan Pratap. Aku lupa apa kata semua tentang mu. Keinginan mu / keinginan mencoba untuk mencapai langit. Aku lupa bahwa keinginan ku membuat seorang gadis biasa menjadi kebanggaan Mewar tidak pernah bisa menjadi kenyataan. Itu tetap imajinasi ku saja. Mamrak ji mendengar semuanya dan marah. Ajabde terkejut melihat dia di sana.
Pratap senang saat ia kembali kepala rumah. Dia menemukan daerah yang indah di mana begitu banyak bunga-bunga cantik bermekaran. Dia mengatakan tentaranya untuk melanjutkan tugas mereka.
Mamrak ji mempertanyakan tindakan AS. Bagaimana kamu bisa menghina anak ku seperti ini? AS mengatakan kepadanya untuk membawa Ajabde dari sini. Gauna nya tidak akan terjadi sampai aku mengirimkan mu pesan. Mamrak ji shock. Mengapa kamu membawa dia ke sini jika kamu hanya ingin menghina nya? AS menyesalkan karena kesalahannya. aku akan membayar untuk itu. Istri ku, Mewar Maharani, pergi meninggalkan istana ini karena putri mu. VB menyela mereka. kamu salah. DB mengatakan padanya untuk diam. aku tidak ingin putri Samant membuat ejekan atas tradisi kita. Ajabde berjalan ke ayahnya. Dia meminta nya untuk kembali ke Bijolia sekarang atau situasi akan lebih buruk. ia mengatakan bahwa telah terjadi. Aku akan pergi ke Bijolia tetapi bersama Ajabde. Pergi kemas tas mu. Dia menentangnya. Biarkan Pratap datang. Tunggu sebentar. Dia tidak dalam suasana hati untuk menunggu. Jika aku menunggu lebih lama, maka aku akan mati. Ajabde menyerah. VB merasa bersalah.
Pratap mencomot beberapa bunga untuk Ajabde. Dia ingat ketika ia berpikir tentang memberi hadiah kepada Ajabde dan apa Chakrapani dan Rani Ma telah menyarankan dia.
Ajabde ingat kata-kata AS saat ia keluar dari istana. Dia benar-benar terluka oleh kata-katanya. Bahkan Mamrak ji marah pada apa yang telah terjadi di istana. Dia berjalan sambil menangis. Sementara itu, Pratap senang karena ia tahu bahwa Ajabde menunggunya di istana. Ini adalah suatu perasaan yang baik. Aku bahkan tidak bisa memasukkannya ke dalam kata-kata.
Precap: Pratap melihat Rani Ma di sebuah kuil. Dia menutup pintu saat ia meminta nya untuk membuka pintu. ia menyalahkan Ajabde untuk itu. aku sudah mulai membencimu. Dia mengatakan kepadanya untuk terus melakukan itu tapi dia terus mencintainya. BACA SELANJUTNYA || SINOPSIS Mahaputra Episode 287
DAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV