Sinopsis Mahaputra ANTV Episode 228
Minggu, 08 November 2015
Edit
Maharana Pratap 19 Juni 2014 Episode 228. By: Vany
Desky, Episode dimulai dengan pandit mengatakan kepada Uday singh bahwa
"kita semua harus menghadiri upacara ini." Raja Uday menyetujui ucapan
pandit tersebut. Mereka tampak melakukan upaca keselamatan didepan
sebuah Api. Saat itulah Raja Udai melihat kedatangan Ratu Bathiani
bersama dengan putranya Jagmal yang sudah pandai berjalan. Uday singh
bertanya tentang Ratu Jaywanta pada Ratu Bathiani, Ratu Bathiani
mengejeknya kalau dia adalah pemimpin ratu untuk that's, tapi mengapa
dia datang dengan sendiri." Saat Bathiani sudah duduk ditempatnya dan
jagmal duduk didekat Pratap, Ratu Jaywanta pun datang bersama veer
baiji dan mengatakan, "sekarang veer Baiji juga keluarga kita untuk
menghadiri thats mengapa dia juga menghadiri fungsi ini. Ratu Bathiani
tampak tidak suka melihatnya, dan lebih memilih duduk menjauh dari Veer
bai.
Pandit akan memulai ritual mereka, dan Pandit ji memanggil panggilan pratap untuk melakukan Kusha. Namun pratap tidak mendengarnya, karena ia memikirkan ucapan dari salah seorang mata2nya kemarin. Ratu Jaywanta menegur putranya, dan barulah Pratap sadar dari lamunannya dan menuruti memberi alat itu pada pandit. Ratu Jaywanta kembali mengatakan pada Pratap agar fokus pada upacara ini, dan Pratap mengangguk menyetujui ucapan ibunya.
Diperbatasan, seluruh orang2 dari guru Ravendra tampak bersiap2 untuk berperang. Saat guru Ravendra dan kheeta ji membahas tentang peperangan ini, salah seorang murid menginformasika n
kepada guru ji "pasukan mughal sudah mendekati ke arah kita." Semuanya
tampak tegang dan guruji langsung menyuruh untuk bersiap2 untuk melawan
pasukan mughal. Kheta ji mengatakan, "kita akan mengirim pemimpin untuk
menunjukkan sebagai pemimpin mewar." Guru ji menjawab ucapan kheetaji,
saat itulah salah seorang yang bernama Hakimpur datang menghampiri
mereka dan mengajukan diri sebagai pemimpin. pangeran hakimpur
mengatakan, "saya akan pergi ke sana. dan ratan singh ji mengatakan,
"saya akan menghentikannya ."
Namun hakimpur tetap pada pendiriannya untuk memimpin pasukan mereka. Hakim pur segera menunggangkan kudanya menghadapi pasukan mughal sendirian sebagai seorang pemimpin. Ratan sing ji pamit pada Guru kheeta, dan juga ikut bergabung dengan hakimpur. Kedua teman pratap salah satunya cakrapani juga mengajukan dirinya, namun Guru ji mencegahnya. Kheeta ji tampak membicarakan pangeran pratap, mereka ingin meminta bantuan dengan pangeran pratap, namun guruji tidak tahu caranya. Salah seorang murid langsung menunjukkan idenya untuk menghidupkan kembang api, maka pangeran pratap pasti datang seperti sakaveer dulu.
Di mewar, tepat di upacara johar, keluarga mewar bersiap2 melakukan upacara, dan saat mereka mulai berdoa dengan mengatupkan kedua tangan mereka Saat itu jugalah pratap mendapat petunjuk dari guru dev dari kembang api dan lampion. Pratap tampak berpikir tentang lampion itu, dan saat ia memejamkan matanya pratap teringat tentang krishna yang meminta bantuan lewat petasan, barulah pratap sadar dan melotot kaget jika seseorang saat ini membutuhkan bantuanya. Pratap segera berlalu dari upacara, sedangkan keluarganya yang baru selesai melakukan doa terkejut melihat pratap sudah tidak ada ditempatnya. Raja udai menanyakan pratap pada ratu jaywanta namun ratu jaywanta hanya diam saja, sekali lagi raja uday bertanya, "jawab aku, dimana Pratap." Sedangkan pratap sendiri sedang bersiap2 hendak pergi dari benteng dan hukum singh melihatnya dan berpikir pratap hendak pergi kemana.
Disisi lain, tampak pasukan mughal bersiap2 hampir mencapai benteng, Paras(hakimpur)
dan ratan singh juga hendap mendekatti pasukan Mughal. Ratan singh
berusaha menghentikan Hakimpur, namun hakimpur tidak menghiraukan
peringatan Ratan singhji. Pemimpin pasukan Mughal yang melihat keduanya,
mereka tampak mengejeknya.
Dari kejauhan, jalal dan bharam khan menyaksikannya dari atas bukit.
Kembali pada pasukan mughal dan hakimpur melihat kearah bendera mereka akhirnya hakim pur sedikit merasa lega kalau mereka bukan musuhnya. Kemudian hakimpur yang dengan lantangnya memperkenalkan diri kalau ia adalah hakimpur dan memperingati kepada pasukan mughal, namun ia segera tersadar melihat lambang mughal yang ada dileher kuda pasukan. Hakimpur tampak marah melihat mereka, saat itulah pemimpin pasukan mughal menyuruh prajuritnya menyerang mereka. Ratan sing tampak tegang, dan segera menangkis pedang dari salah seorang prajurit yang hendak menyerang mereka, Ratan singh segera memanggil Hakimpur agar cepat menjauh, pasukan mughal segera mengejar mereka.
Bharam khan masih menyaksikan pertunjukan dari atas bukit bersama Jalal. Sedangkan dibenteng tampak guru Ravendra mengintip situsi dari balik celah kayu. Kemudian ia menyurh pasukannya untuk mempercepat persiapan senjata mereka.
Paras(hakimpur)
dan ratan singh masih berlari ke benteng mewar dan pasukan Mughal
juga mengikuti mereka. Guru ji mengatakan kepada kheta ji, "saya berdoa
kepada dewa untuk mereka berdua, semoga Ratan singh dan pares bisa
kembali." Kembali ke chittor dimana Pratap menanyakan kudanya pada
pengawal, namun tidak seorangpun yang berbicara. kemudian hukum singh
datang dengan kuda dan mengatakan kepada Pratap, "di sini, saya membawa
kuda untuk Anda, pangeran?. Pratap segera menaiki kuda yang sudah
disediakan oleh hukum singh, setelah pratap pergi, hukum singh tampak
berpikir licik, dimana kuda itu sudah dirancang sedemikian mungkin untuk
mencelakai pratap. Kembali perbatasan dimana Paras dan ratan singh
masih berlari ke benteng guru ji, mereka sudah hampir sampai. Guru ji
mengatakan kepada mereka, " cepatlah datang."
Semua pasukan guru Ravendra tampak tegang melihat pasukanya dari balik pintu rahasia mereka.
pratap yang sedang berjalan menuju ketempat guruji. Sedangkan dibenteng semakin tegang, seluruh pasukan Guru Ravendra berteriak pada mereka berdua agar segera cepat datang kebenteng. Kita beralih ke Pratap, dimana kudanya tiba2 saja berhenti karena ia menemukan jalan yang tertutup oleh pohon besar yang tumbang.
DiChittor, Raja Udai yang masih berada ditempat upacara pemujaan tampak marah pada Ratunya. Uday singh ji marah pada pratap yang pergi begitu saja saat pemujaan berlangsung dan dalam hati Ratu Jaywanta berdoa agar dewa menyelamatkan anaknya. Sedangkan di Bijolia, Tampak Ajabde melakukan pemujaan pada dewa krisna. Kembali kehutan, dimana Pratap memutuskan untuk berjalan ke jalan lain. dan diperbatasan, Mogul masih mengejar paras dan ratan singh. Ratan singh mengingat semua ucapan jalal yang menyuruhnya untuk menjadi budaknya. Ratan singh akhirnya berhasil mencapai benteng, dan mereka masih meneriaki paras agar lebih cepat, dia masih ketinggalan. tapi tiba2 saja paras berhenti di depan benteng, pasukan mughalpun juga ikut berhenti mengejar paras, Ravendra berteriak memanggil paras. maka paras mengatakan dengan lantang, "saya akan memberi pelajaran untuk Mughal."
Guru Ravendra tampak marah dan menyuruhnya untuk minggir, namun Paras bersikeras untuk menghadapi pasukan mughal. Paras melayangkan sebilah pisaunya ketentara mughal, hingga tewa. Setelah kedua kalinya ia melayangkan pisaunya keprajurit mughal, paras beralih mengambil pedangnya. Namun pedang itu sulit untuk dikeluarkan. Salah satu pemimpin mughal berteriak memanggil paras dan melempar tombak kearah paras. Pasukan Ravendra tegang melihat paras terluka ditangan musuh mereka. Dengan lankah gontai Paras segera menuju pintu benteng dan guru Ravendra langsung merangkul tubuh paras yang terluka parah menuju pintu masuk. Saat berada didalam benteng, Paras mengatakan ia telah berjuang untuk mewar. Pasukan Guru Ravendra tampak sedih melihat kepergian Paras. Dan guruji memuji keberanian paras.
Pandit akan memulai ritual mereka, dan Pandit ji memanggil panggilan pratap untuk melakukan Kusha. Namun pratap tidak mendengarnya, karena ia memikirkan ucapan dari salah seorang mata2nya kemarin. Ratu Jaywanta menegur putranya, dan barulah Pratap sadar dari lamunannya dan menuruti memberi alat itu pada pandit. Ratu Jaywanta kembali mengatakan pada Pratap agar fokus pada upacara ini, dan Pratap mengangguk menyetujui ucapan ibunya.
Diperbatasan, seluruh orang2 dari guru Ravendra tampak bersiap2 untuk berperang. Saat guru Ravendra dan kheeta ji membahas tentang peperangan ini, salah seorang murid menginformasika
Namun hakimpur tetap pada pendiriannya untuk memimpin pasukan mereka. Hakim pur segera menunggangkan kudanya menghadapi pasukan mughal sendirian sebagai seorang pemimpin. Ratan sing ji pamit pada Guru kheeta, dan juga ikut bergabung dengan hakimpur. Kedua teman pratap salah satunya cakrapani juga mengajukan dirinya, namun Guru ji mencegahnya. Kheeta ji tampak membicarakan pangeran pratap, mereka ingin meminta bantuan dengan pangeran pratap, namun guruji tidak tahu caranya. Salah seorang murid langsung menunjukkan idenya untuk menghidupkan kembang api, maka pangeran pratap pasti datang seperti sakaveer dulu.
Di mewar, tepat di upacara johar, keluarga mewar bersiap2 melakukan upacara, dan saat mereka mulai berdoa dengan mengatupkan kedua tangan mereka Saat itu jugalah pratap mendapat petunjuk dari guru dev dari kembang api dan lampion. Pratap tampak berpikir tentang lampion itu, dan saat ia memejamkan matanya pratap teringat tentang krishna yang meminta bantuan lewat petasan, barulah pratap sadar dan melotot kaget jika seseorang saat ini membutuhkan bantuanya. Pratap segera berlalu dari upacara, sedangkan keluarganya yang baru selesai melakukan doa terkejut melihat pratap sudah tidak ada ditempatnya. Raja udai menanyakan pratap pada ratu jaywanta namun ratu jaywanta hanya diam saja, sekali lagi raja uday bertanya, "jawab aku, dimana Pratap." Sedangkan pratap sendiri sedang bersiap2 hendak pergi dari benteng dan hukum singh melihatnya dan berpikir pratap hendak pergi kemana.
Disisi lain, tampak pasukan mughal bersiap2 hampir mencapai benteng, Paras(hakimpur)
Dari kejauhan, jalal dan bharam khan menyaksikannya dari atas bukit.
Kembali pada pasukan mughal dan hakimpur melihat kearah bendera mereka akhirnya hakim pur sedikit merasa lega kalau mereka bukan musuhnya. Kemudian hakimpur yang dengan lantangnya memperkenalkan diri kalau ia adalah hakimpur dan memperingati kepada pasukan mughal, namun ia segera tersadar melihat lambang mughal yang ada dileher kuda pasukan. Hakimpur tampak marah melihat mereka, saat itulah pemimpin pasukan mughal menyuruh prajuritnya menyerang mereka. Ratan sing tampak tegang, dan segera menangkis pedang dari salah seorang prajurit yang hendak menyerang mereka, Ratan singh segera memanggil Hakimpur agar cepat menjauh, pasukan mughal segera mengejar mereka.
Bharam khan masih menyaksikan pertunjukan dari atas bukit bersama Jalal. Sedangkan dibenteng tampak guru Ravendra mengintip situsi dari balik celah kayu. Kemudian ia menyurh pasukannya untuk mempercepat persiapan senjata mereka.
Paras(hakimpur)
Semua pasukan guru Ravendra tampak tegang melihat pasukanya dari balik pintu rahasia mereka.
pratap yang sedang berjalan menuju ketempat guruji. Sedangkan dibenteng semakin tegang, seluruh pasukan Guru Ravendra berteriak pada mereka berdua agar segera cepat datang kebenteng. Kita beralih ke Pratap, dimana kudanya tiba2 saja berhenti karena ia menemukan jalan yang tertutup oleh pohon besar yang tumbang.
DiChittor, Raja Udai yang masih berada ditempat upacara pemujaan tampak marah pada Ratunya. Uday singh ji marah pada pratap yang pergi begitu saja saat pemujaan berlangsung dan dalam hati Ratu Jaywanta berdoa agar dewa menyelamatkan anaknya. Sedangkan di Bijolia, Tampak Ajabde melakukan pemujaan pada dewa krisna. Kembali kehutan, dimana Pratap memutuskan untuk berjalan ke jalan lain. dan diperbatasan, Mogul masih mengejar paras dan ratan singh. Ratan singh mengingat semua ucapan jalal yang menyuruhnya untuk menjadi budaknya. Ratan singh akhirnya berhasil mencapai benteng, dan mereka masih meneriaki paras agar lebih cepat, dia masih ketinggalan. tapi tiba2 saja paras berhenti di depan benteng, pasukan mughalpun juga ikut berhenti mengejar paras, Ravendra berteriak memanggil paras. maka paras mengatakan dengan lantang, "saya akan memberi pelajaran untuk Mughal."
Guru Ravendra tampak marah dan menyuruhnya untuk minggir, namun Paras bersikeras untuk menghadapi pasukan mughal. Paras melayangkan sebilah pisaunya ketentara mughal, hingga tewa. Setelah kedua kalinya ia melayangkan pisaunya keprajurit mughal, paras beralih mengambil pedangnya. Namun pedang itu sulit untuk dikeluarkan. Salah satu pemimpin mughal berteriak memanggil paras dan melempar tombak kearah paras. Pasukan Ravendra tegang melihat paras terluka ditangan musuh mereka. Dengan lankah gontai Paras segera menuju pintu benteng dan guru Ravendra langsung merangkul tubuh paras yang terluka parah menuju pintu masuk. Saat berada didalam benteng, Paras mengatakan ia telah berjuang untuk mewar. Pasukan Guru Ravendra tampak sedih melihat kepergian Paras. Dan guruji memuji keberanian paras.
Dihutan, Pratap masih berjalan menuju ke perbatasan. Kembali keperbatasan dimana pasukan mughal sudah berdiri didepan benteng. Kheta ji bertanya kepada guru ji, "bagaimana kita akan menghadapi pasukan Mughal." Guru ji kemudian mengatakan kepada kheta ji tentang dewa rama. Kita semua akan berjuang bersama-sama dari serangan Mughal." Guruji mengatakan semua pendapatnya, kemudian guruji beralih kemurid2nya dan memeberi mereka perintah. Guru ji mengatakan, "kita akan berjuang dengan strategi."
Pasukan mughal mulai menyerang benteng dengan anak panah, pasukan Ravendra tampak tegang melihat anak panah sudah sampai ditanah mereka ketika pasukannya hendak menghampiri Pasukan mughal, Ravendra segera menghentikan mereka dan mengatakan "Kita akan melakukan strategi." Diluar benteng pemimpin mughal tampak kaget melihat hasil penyerangan mereka yang tidak ada balasannya dari dalam benteng. Beralih pada Guru ji yang mengatakan pada pasukannya, "kita harus menyerang Mughal dengan setiap anak panah. Guruji memperbaiki posisi Cakrapni yang tengah memegang anak panah, dan guruji memberi selogan untuk mereka "Hidup mewaaarr..!! Saat itulah panah kedua masuk kebenteng mereka, Guru ji langsung memerintahkan untuk melempar panah mereka kepasukan mughal.
Suasana peperangan semakin memanas kedua kubu saling melemparkan anak panah mereka. Jalal dan bharam khan masih menyaksikan peperangan itu dari atas bukit, terlihat pasukhan Mughal banyak yang tewas. Hingga panah yang berapi dikirimkan kepasukan mughal, mereka tampak tegang menerima serangan dari pasukan Ravendra., dari bukit jalal memuji pasukan Ravendra sambil berkata, "mereka benar-benar berani." Namun kemudian Jalal menjadi frustrasi melihat pasukannya banyak yang tewas. dan mengatakan, "berpikirlah sesuatu nasir." Ucap jalal geram melihat kekalahan pasukanya. Nasir membuat rencana dengan beberapa prajuritnya, mereka segera berjalan mendekati depan pintu gerbang hingga mereka berhasil melukai pasukan Ravendra. Peperangan semakin memanas, dimana nasir memerintahkan prajuritnya untuk membuka pintu gerbang, pasukan Ravendra tampak tegang melihatnya.
Pratap yang masih berada diperjalanan, tiba2 kuda yang dinaikinya tersandung tali dan pratap pun terjatuh di selokan dan Ratu Jaywanta mendapatkan firasat buruk, Raja Udai dan kedua ratunya menatap heran kearah Ratu Jaywanta. Sedangkan dibijolia Ajabde masih berdoa untuk keselamatan pratap dan pratap tampak kesulitan menyelamatkan dirinya dari selokan. Hakimpur dan 2 orang prajurit mughal tampak senang melihat pratap terjebak. Pratap berusaha meminta pertolongan dengan kudanya yang bernama sarang.
Diperbatasan pasukan Ravendra tampak berusaha menahan pintu gerbang, dari luar benteng, pasukan Mughal mendapat serangan batu besar dari Pasukan Ravendra. Guruji menghampiri kheeta ji. Mereka tampak berunding strategi untuk menghadapi pasukan mughal. Chakrapani dan benidas segera pergi ke gerbang. Untuk menahan pintu gerbang dengan batu2 besar yang mereka miliki.
Berikut Pratap masih terjebak dalam selokan (lumpur) ia berusaham memanggil sarang untuk meminta bantuan pada kudanya tersebut. Sarang tampak panik melihat Pratap hendak tenggelam, ia perlahan2 mendekati pratap.diperbat
Komentar: diepisode ini sangat menegang Paras dari pangeran hakim dan anuj yang merupakan murid kesayangan Guru Ravendra gugur dalam peperangan. Sedangkan Pratap berjuang melawan maut yang berada dilumpur hisap, sedangkan ajabde dengan setia berdoa untuk keselamatan Pratap.
DAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV