Sinopsis Mahaputra ANTV Episode 224
Kamis, 05 November 2015
Edit
MAHAPUTRA-ANTV.BLOGSPOT.COM
Maharana Pratap 12 Juni 2014 Episode 224. By: Vany
Desky, episode dimulai dengan jalal bertemu dengan ajmer Samant yang
syokh melihat kedatangan Jalal dan mengingat ucapan jalal yang harus
berhati2 padanya. . jalal mengatakan, "Sekarang apa yang akan Anda
katakan ratan singh." Ratan Singh memanggil2 prajuritnya, namun tidak
ada satupun yang datang karena Jalal sudah membunuh semuanya. Ratan
singh memandang kearah haji khan dengan geram, " Haji khan, kau sudah
melakukan kesalahan pada kami." Bharam Khan memerintahkan prajuritnya
untuk membawa Haji khan keluar. Bahram khan mengatakan kepada Ratan
singh, "sekarang anda harus menempatkan kepala Anda didepan Saya. ratan
singh mengatakan, "tidak, saya tidak akan menempatkan kepala saya
dikakimu. "Jika tidak saya akan memotong kepala Anda." Bharam meletakkan
pedangnya dileher Rathan Singh.
jalal mengatakan, berhenti khan baba, saya ingin menempatkan kepalanya di depan Anda." Ucap Jalal pada Bharam Khan yang tersenyum mendengar ucapan jalal.
Pratap mendatangi kamar ibunya yang tertutup, ia memanggil2 ibunya dan Ratu Sajja langsung menghentikan pratap.
sajja mengatakan kepada Pratap, "berhenti pratap. Dia tidak bisa berbicara denganmu." Pratap mengatakan, "saya akan menanyakan hal ini pada anda Rani ma, mengapa Anda tidak menghentikan Ajabde?" Sajja menceritakan semua kejadian itu dimana Ajabde mendapat hinaan dan diusir oleh keluarga Phool. Pratap tampak marah dan mengatakan, "sekarang saya akan berbicara dengan maldev dan meminta tanggung jawabnya, beraninya dia berperilaku buruk dengan tamu saya." Saat itulah Ratu Jaywanta keluar dari kamarnya "berhenti pratap." Pratap menghampiri ibunya dan menanyakan apa yang sudah terjadi pada Ajabde, "Rani ma, tidakkah Anda tahu, apa yang sudah terjadi di sini. Karena Aku tidak tahu apa yang terjadi di benteng ini." Ratu Jaywanta menjawabnya,
"Saya tidak bisa menghentikanya.
"Kau memiliki masalah dengan maldev dan jika kau bertengkar lagi
dengan dia maka dia akan menyerang kita." Pratap marah hingga memukul
tiang dengan penuh emosi, Ratu Jaywanta memanggil Pratap agar
menghentikan emosinya itu dan Pratap berkata, "Aku akan pergi kebijolia.
Aku akan minta maaf kepada ajabde." Pratap segera pergi meninggalkan
ibunya.
Diajmer, Tampak Raja Ajmer sudah berganti pakaian yang putih. Jalal mengatakan kepada Ratan singh "Sebaiknya kau menjadi budakku kalau tidak saya akan menghukum Anda." ratan singh mengatakan, "saya tidak akan menjadi budak Anda." Jalal memerintahkan pada Prajuritnya untuk makamkan ratan singh di peti mati." Setelah itu Jalal berbicara pada Bharam Khan, "apa yang akan terjadi jika saya memakamkan pratap di peti mati." Kemudian Jalal dan Bharam khan segera meninggalkan tempat itu.
Pratap berada diperjalanan menuju bijolia dengan menunggang kudanya. Sedangkan Di bijolia, tampak hansa mosi mengajak putra kecilnya mengobrol dan tidak lama setelah itu Ajabde datang menghampiri ibunya, Hansa Mosi terkejut melihatnya dan Ajabde langsung memeluk ibunya dengan perasaan bahagia. Ratu Hansa bertanya, apa yang terjadi? Ajab mengatakan, "saya sangat merindukanmu, Ma." Hansa mosi mengatakan, saya tahu Ratu Jaywanta ada di sana dan kau tidak akan ingat saya karena dia sudah menggantikan perhatianku untukmu." Saat keduanya membahas antara Pratap dan Phool, Mamrat ji datang dengan emosi, ia mengatakan, "saya sudah mendengar semuanya dari Dayang, ia sudah dihina di mewar." Ratu Hansa terkejut dan mencoba meminta kepastian dari Ajabde apa yang sudah terjadi pada Putrinya, karena Hansa tidak percaya Ajabde sudah diusir dari Chittor.
Ajabde mengatup kedua tangannya dihadapan Mamrat ji, dan memohon agar ayahnya tidak emosi. Mamrat ji mengatakan, "saya tidak akan mentolerir ini. Aku akan pergi dan bertemu dengan uday singh dan memberikan jawaban." Melihat ayahnya pergi Ajabde ingin menghentikan Ayahnya, namun Ratu Hansa segera memagang tangan Ajabde dan agar membiarkan ayahnya pergi.
Rana Jait singh tampak memegang sebuah gelang dan berbicara pada salah satu prajurit dari marwar. Kemudian Rana Jait mengajak prajurit itu pergi bersamanya untuk menemui Raja Uday ditendanya. Ditenda, Raja Uday baru bangun dari tidurnya karena mendengar suara bising dari luar, namun Raja Uday terkejut ketika ia melihat Veera Bai berada ditendanya. Namun belum sempat ia bertanya pada Veera Bai, Rana Jait dan Prajurit dari mewar sudah sampai ditenda Raja Uday, mereka terkejut melihat Veera Bai berada satu tenda dengan Raja Uday. Rana Jait menanyakan pada Uday apa yang sudah dilakukan keduanya, Raja Uday menjelaskan kalau dia tidak tahu apa2. Veera Bai mengatakan segala kebenarannya, kalau ia kabur dari kamar dan bersembunyi ditenda Raja Uday.
Uday singh ji mengusir Veera Bai, "pergi dengan ayahmu." Raja Uday dan Jait singh ji tampak bersitengang karena menyuruh Raja Uday agar membunuh Putrinya saja, kemudian jait sing ji mengeluarkan pedangnya dan berkata "Lebih baik anda memotong kepala saya." Raja Uday terdiam mendengarnya.
Dibijolia, Pratap tampak tersenyum sambil berlari menuju istana bijolia. sesampainya dipintu hansa mosilah yang menyambut kedantanganya, Pratap langsung meminta maaf pada hansa Mosi atas perlakuan keluarganya yang berada di Chittor terhadap Ajabde. Dan Pratap meminta izin agar ia dapat bertemu dengan Ajabde namun Hansa mosi menghentikan Pratap yang hendak masuk kedalam istana. dan mengatakan kepada Pratap bahwa mamrat ji pergi ke mewar. pratap terkejut mendengarnya. Namun sebelum Pratap menaiki kudanya, Ratu Hansa meminta pada Pratap agar tidak lagi mengunjungi Bijolia, Pratap tampak sedih mendengarnya. Dari atas istana tampak Ajabde mengintip di jendela kamarnya. setelah Pratap menaiki kudanya pandangan Pratap tertuju kejendela kamar Ajabde, dan Ajabde langsung bersembunyi dibalik tirai, Pratap sedih memandang kearah jendela kamar Ajabde.
Begitupula dengan Ajabde yang tampak berjaca2 menahan kesedihanya. Setelah itu Pratap segera pergi meninggalkan Bijolia.
.jalal mengatakan, berhenti khan baba, saya ingin menempatkan kepalanya di depan Anda." Ucap Jalal pada Bharam Khan yang tersenyum mendengar ucapan jalal.
Pratap mendatangi kamar ibunya yang tertutup, ia memanggil2 ibunya dan Ratu Sajja langsung menghentikan pratap.
sajja mengatakan kepada Pratap, "berhenti pratap. Dia tidak bisa berbicara denganmu." Pratap mengatakan, "saya akan menanyakan hal ini pada anda Rani ma, mengapa Anda tidak menghentikan Ajabde?" Sajja menceritakan semua kejadian itu dimana Ajabde mendapat hinaan dan diusir oleh keluarga Phool. Pratap tampak marah dan mengatakan, "sekarang saya akan berbicara dengan maldev dan meminta tanggung jawabnya, beraninya dia berperilaku buruk dengan tamu saya." Saat itulah Ratu Jaywanta keluar dari kamarnya "berhenti pratap." Pratap menghampiri ibunya dan menanyakan apa yang sudah terjadi pada Ajabde, "Rani ma, tidakkah Anda tahu, apa yang sudah terjadi di sini. Karena Aku tidak tahu apa yang terjadi di benteng ini." Ratu Jaywanta menjawabnya,
"Saya tidak bisa menghentikanya.
Diajmer, Tampak Raja Ajmer sudah berganti pakaian yang putih. Jalal mengatakan kepada Ratan singh "Sebaiknya kau menjadi budakku kalau tidak saya akan menghukum Anda." ratan singh mengatakan, "saya tidak akan menjadi budak Anda." Jalal memerintahkan pada Prajuritnya untuk makamkan ratan singh di peti mati." Setelah itu Jalal berbicara pada Bharam Khan, "apa yang akan terjadi jika saya memakamkan pratap di peti mati." Kemudian Jalal dan Bharam khan segera meninggalkan tempat itu.
Pratap berada diperjalanan menuju bijolia dengan menunggang kudanya. Sedangkan Di bijolia, tampak hansa mosi mengajak putra kecilnya mengobrol dan tidak lama setelah itu Ajabde datang menghampiri ibunya, Hansa Mosi terkejut melihatnya dan Ajabde langsung memeluk ibunya dengan perasaan bahagia. Ratu Hansa bertanya, apa yang terjadi? Ajab mengatakan, "saya sangat merindukanmu, Ma." Hansa mosi mengatakan, saya tahu Ratu Jaywanta ada di sana dan kau tidak akan ingat saya karena dia sudah menggantikan perhatianku untukmu." Saat keduanya membahas antara Pratap dan Phool, Mamrat ji datang dengan emosi, ia mengatakan, "saya sudah mendengar semuanya dari Dayang, ia sudah dihina di mewar." Ratu Hansa terkejut dan mencoba meminta kepastian dari Ajabde apa yang sudah terjadi pada Putrinya, karena Hansa tidak percaya Ajabde sudah diusir dari Chittor.
Ajabde mengatup kedua tangannya dihadapan Mamrat ji, dan memohon agar ayahnya tidak emosi. Mamrat ji mengatakan, "saya tidak akan mentolerir ini. Aku akan pergi dan bertemu dengan uday singh dan memberikan jawaban." Melihat ayahnya pergi Ajabde ingin menghentikan Ayahnya, namun Ratu Hansa segera memagang tangan Ajabde dan agar membiarkan ayahnya pergi.
Rana Jait singh tampak memegang sebuah gelang dan berbicara pada salah satu prajurit dari marwar. Kemudian Rana Jait mengajak prajurit itu pergi bersamanya untuk menemui Raja Uday ditendanya. Ditenda, Raja Uday baru bangun dari tidurnya karena mendengar suara bising dari luar, namun Raja Uday terkejut ketika ia melihat Veera Bai berada ditendanya. Namun belum sempat ia bertanya pada Veera Bai, Rana Jait dan Prajurit dari mewar sudah sampai ditenda Raja Uday, mereka terkejut melihat Veera Bai berada satu tenda dengan Raja Uday. Rana Jait menanyakan pada Uday apa yang sudah dilakukan keduanya, Raja Uday menjelaskan kalau dia tidak tahu apa2. Veera Bai mengatakan segala kebenarannya, kalau ia kabur dari kamar dan bersembunyi ditenda Raja Uday.
Uday singh ji mengusir Veera Bai, "pergi dengan ayahmu." Raja Uday dan Jait singh ji tampak bersitengang karena menyuruh Raja Uday agar membunuh Putrinya saja, kemudian jait sing ji mengeluarkan pedangnya dan berkata "Lebih baik anda memotong kepala saya." Raja Uday terdiam mendengarnya.
Dibijolia, Pratap tampak tersenyum sambil berlari menuju istana bijolia. sesampainya dipintu hansa mosilah yang menyambut kedantanganya, Pratap langsung meminta maaf pada hansa Mosi atas perlakuan keluarganya yang berada di Chittor terhadap Ajabde. Dan Pratap meminta izin agar ia dapat bertemu dengan Ajabde namun Hansa mosi menghentikan Pratap yang hendak masuk kedalam istana. dan mengatakan kepada Pratap bahwa mamrat ji pergi ke mewar. pratap terkejut mendengarnya. Namun sebelum Pratap menaiki kudanya, Ratu Hansa meminta pada Pratap agar tidak lagi mengunjungi Bijolia, Pratap tampak sedih mendengarnya. Dari atas istana tampak Ajabde mengintip di jendela kamarnya. setelah Pratap menaiki kudanya pandangan Pratap tertuju kejendela kamar Ajabde, dan Ajabde langsung bersembunyi dibalik tirai, Pratap sedih memandang kearah jendela kamar Ajabde.
Begitupula dengan Ajabde yang tampak berjaca2 menahan kesedihanya. Setelah itu Pratap segera pergi meninggalkan Bijolia.
Ditenda, suasana semakin memanas diantara Jait sing dan Raja Uday. Jait
sing ji segera menarik Veera Bai, dia meminta pada Raja Uday agar
menghukum Veera Bai atas kesalahanya. Jait singh juga meminta kepada
Uday singh ji, agar membunuhnya.. Veera Bai segera meraih pedang yang
berada ditangan ayahnya, dan mengatakan kalau dia sendiri yang akan
melakukanya, saat veera bai hendak melayangkan pedangnya, saat itulah
Raja Uday segera meraih pedang Veera Bai dengan tangan kosong. Dan uday
singh langsung mengatakan kalau ia akan menikahi Veera bai. Raja Uday
langsung melukai tangannya, dan segera meletakan darahnya pada kening
Veera Bai pertanda dia sudah menjadi istrinya. Veera bai tampak berkaca2
memandang Uday.
Uma devi menunjukkan semua persiapan untuk pernikahan Phool nanti dan juga pernikahan Maldev Ji dengan Veera Bai. Maldev ji mengatakan, "saya sangat senang karena setelah menikahkan cucu saya, saya akan menikah." Uma Devi tampak cemburu mendengarnya, Maldev Ji langsung meraih dagu istrinya.
Diluar istana, tampak Mamrat Ji sudah sampai di mewar sambil memanggil2 Raja Uday dengan penuh emosi. Semua Ratu melihat apa yang terjadi dari atas balkon. Saat itulah Maldev ji datang meghampiri Mamrat Ji. Mamrat ji tidak menghiraukannya
Uma devi menunjukkan semua persiapan untuk pernikahan Phool nanti dan juga pernikahan Maldev Ji dengan Veera Bai. Maldev ji mengatakan, "saya sangat senang karena setelah menikahkan cucu saya, saya akan menikah." Uma Devi tampak cemburu mendengarnya, Maldev Ji langsung meraih dagu istrinya.
Diluar istana, tampak Mamrat Ji sudah sampai di mewar sambil memanggil2 Raja Uday dengan penuh emosi. Semua Ratu melihat apa yang terjadi dari atas balkon. Saat itulah Maldev ji datang meghampiri Mamrat Ji. Mamrat ji tidak menghiraukannya
Saat itulah Rana Ji datang menghampiri Pratap dan mengatakan, "Pangeran, saya ingin berbicara dengan anda."
sedangkan diajmer, tampak salah seorang prajurit Mengibarkan bendera Mughal dibenteng Ajmer. Bahram khan mengatakan kepada jalal, "setelah menang, mengapa Anda mengibarkan bendera lagi di ajmer." Tanya Bharam Khan yang tidak mengerti dengan jalan pikiran jalal. Dan jalal pun menjawab, "jika saya mengibarkan bendera kita maka ini tersebar pada seluruh rajputana.
Dengan geram Jalal menjelaskan semua maksud tujuanya, dimana setelah seluruh Rajput berada digenggamanya maka tujuan selanjutnya adalah mewar.
Dichittor, tepatnya diluar istana tampak Rana ji menunjukkan tubuh suleman pada Pratap yang sudah menjadi mayat kemudian ia memperlihatkan senjata yang berasal dari alwar, . Hukum singh ji tampak tegang. kemudian Pratap bertanya, "apa yang terjadi? Kenapa ada prajurit dan senjata alwar di mewar?" Hukum sing ji semakin tegang mendingar ucapan Pratap. Pratap mengatakan, "Saya ingin menangkap pelakunya." Kemudian pratap menatap kearah Hukum singji yang terlihat tegang. Pratap menanyakan apa yang terjadi padanya. Dengan gugup hukum sing ji menjawab pertanyaan Pratap. Tak lama setelah itu seorang prajurit datang menginformasika
Seluruh orang yang ada diistana tampak menyambut kedatangan Raja Uday. Ratu Bathiani bertanya pada Ratu Jaywanta siapa yang berada ditandu itu, dan mereka langsung melihat Uday singh ji menyambut Veer Baiji dari tandunya, semua yang melihat kedatangan Raja Uday tampak heran melihat Veera Bai yang sudah berpakaian layaknya seorang Ratu. dan Raja Uday langsung memberitahu semua orang bahwa "Veerabai adalah istri saya." Semua orang terkejut mendengar ucapan Raja Uday.
Maldev ji marah dan mengatakan, "Anda telah menipu saya." Uday singh ji mengatakan, tutup mulut anda, jika tidak, anda akan mendapat kemarahan anak saya."Kau telah menghina putriku. Dan Anda malah menikah dengan pilihan saya." Pratap langsung memohon kepada Maldev Ji, "saya dan phool akan menikah dan kita akan membuat persatuan di rajputana ini." Suasana diantara mewar dan Mawar semakin memanas, Maldev Ji semakin marah pada Raja Uday.Phool yang baru sampai disana, tampak tegang melihat pertengkaran antara Raja Uday dan Kakeknya. Dan akhirnya Maldev ji mengatakan, "saya akan menerima hanya untuk satu kondisi, Anda harus menceraikannya dan meninggalkan Veera Bai. Jika Anda meninggalkan dia sekarang, maka kita akan membuat persahabatan dengan Anda." Ucap Maldev pada Raja Uday.
Komentar: maaf yah baru upload sinopsisnya, karena saya sedikit malas nulis sinopsis 224 ini dimana durasinya 42 menit'an!!
Pendapat saya pada Raja Maldev adalah, tua bangka yang kegatelan.. Udah tuek, masih juga memikirkan wanita cantik!! Hahahah
Pendapat saya pada Raja Maldev adalah, tua bangka yang kegatelan.. Udah tuek, masih juga memikirkan wanita cantik!! Hahahah
DAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV