Sinopsis Mahaputra ANTV Episode 253
Jumat, 27 November 2015
Edit
By #Vany Desky
Chakrapani &
Saubhagyawati sampai ke istana Bijolia. Mereka memberikan barang-barang
mereka ke penjaga utk menyuruh penjaga itu meletakan barang2 itu di
kamar mereka. Para penjaga menurutinya. Saubhagyawati terlihat bingung
"mengapa kita harus datang kemari?" Tanya Saubhagyawati pada Cakrapani.
& Cakrapani menjawab kalau Pangeran Pratap telah memanggilnya
sehingga ia harus datang kemari. "Tapi ini bukan waktu yg tepat utk
memnemui Pangeran Pratap." Jawab Saubhagyawati. Chakrapani kembali
mengatakan, "Aku bahkan bisa membangunkannya di tengah malam seperti itu
karena dia adalah sahabatku." Ucap Cakrapani menjelaskan semuanya pada
Saubhagyawati. Mereka mulai membicarakan tentang persahabatan &
etika yg baik, keduanya terus berbicara. Hingga Uday Singh datang
menyambut keduanya. Cakrapani mengatakan tujuan pada Raja Uday kalau ia
ingin menemui Pangeran Pratap & Uday Singh mengatakan kepada
Chakrapani "Pangeran Pratap tertidur di kamar Ajabde. Silakan kau
membawanya ke kamarnya." Perintah Raja Uday, & Cakrapani Mengangguk
menuruti perintahnya. Setelah itu Uday Singh segera pergi meninggalkan
mereka.
Dikamar, Ajabde
masih menahan rasa sakit & melihat ada kelabang yg menggigit
punggungnya. Saat itulah Chakrapani datang kekamarnya. Cakrapani belum
menyadari kondisi Ajabde yg kena gigitan kelabang, ia masih fokus
menatap Pangeran Pratap yg tertidur ditangan Ajabde, cakrapani tampak
menyukai kedua pasangan itu. "Mereka berdua tampak begitu baik saat
bersama-sama." Gumam Cakrapani yg merasa bahagia menatap keduanya.
Tiba-tiba Cakrapani melihat Ajabde menahan rasa sakit di wajahnya &
ia kaget ketika melihat lipan beracun berada di punggung Ajabde.
Cakrapani langsung berteriak memanggil Pangeran Pratap & Pangeran
Pratap langsung bangun dari tidurnya. Cakrapani segera menghampiri
Ajabde, ia mengambil kelabang itu & melempar kelabang itu sejauh
mungkin. Pangeran Pratap kaget melihatnya. Dia juga melihat darah di
punggung Ajabde. Uday Singh juga datang ke sana setelah mendengar
keributan.
Raja Uday
menanyakan apa yg terjadi pada Ajabde, Chakrapani langsung mengatakan
pada Pangeran Pratap & Rana ji jika Ajabde telah digigit oleh lipan
beracun. "Ajabde terus terus menahan rasa sakit karena tangannya
dijadikan bantalan utk Pangeran Pratap agar tidur dgn damai." Pangeran
Pratap tampak tersentuh setelah mendengar penjelasan dari Cakrapani, ia
menatap Ajabde. Ajabde segera berdiri meskipun Uday Singh mengatakan
kepadanya utk beristirahat. Ajabde meyakinkan Raja Uday kalau dia
baik-baik saja. Pangeran Pratap juga memintanya utk beristirahat, tapi
Ajabde tetap menolak kalau ia ingin mencucikan lukanya hingga darah itu
berhenti. Ajabde mulai berjalan tapi kemudian ia merasa pusing. Uday
Singh & Pangeran Pratap bergegas menghampiri Ajabde, Raja Uday
berusaha memanggil Ajabde yg tdak sadarkan diri. Kemudian Uday Singh
beralih pada Pangeran Pratap, ia memerintah Pangeran Pratap utk
memanggil Vaid ji. namun Pangeran Pratap tdak mendengarnya, ia tetap
berdiri sambil melihat Ajabde dgn perasaan sedihnya, saat Raja Uday
menggendong Ajabde ia melihat Pangeran Pratap yg menatap Ajabde penuh
cinta & rasa sedih. Kemudian, Uday Singh akhirnya menyuruh
Chakrapani utk pergi memanggil tabib, sedangkan Pangeran Pratap tetap
diam terpaku ditempatnya dgn mata yg berbinar-binar.
Saat itulah Mamrat
ji & yg lainya datang, Mamrat Ji bertanya apa yg telah terjadi. Uday
Singh mengatakan kepadanya tentang Ajabde yg telah digigit oleh
kelabang. Kemudian Raja Uday menyuruh mereka utk tetap bersama Ajabde,
sedangkan Raja Uday memutuskan utk membawa Vaid ji sendirian. Langkah
Raja uday terhenti ketika ia berdiri melihat Pangeran Pratap, Raja Uday
menatap ekspresi Pangeran Pratap yg tdak lepas menatap kearah Ajabde.
Saat Raja Uday juga melirik kearah Ajabde, Dia teringat bagaimana ia
telah menyuruh Ratu Jaywanta utk menjauhi Ajabde dari kehidupan anak
mereka demi mewar. Kemudian Raja Uday segera meninggalkan kamar itu utk
membawa Vaid ji. Hansa Bai menggosok tangan putrinya utk menyadarkanya
kembali, tapi itu hanyalah sia-sia. Pangeran Pratap berjalan menuju
tempat tidur sambil menatap Ajabde dgn penuh cinta.
Di Mughal, Ibu
Jalal & Rukaiyya Bi berjalan menuju ke kamar Jalal. "Pergilah &
temuilah dia." Rukaiyyah mengangguk mendengar ucapan ibu Jalal. Setelah
Ibu jalal pergi, Rukaiyya Bi menyapa Jalal, namun Jalal tdak
menghiraukan kedatangannya. Jalal masih sibuk membuat benteng dari
kartu. Rukaiyya akhirnya menatapnya dgn penuh cinta & tersenyum
melihat Jalal. Perlahan Rukaiyya mulai mendekati Jalal. Tampa melirik
kearah Rukaiyya, Jalal mengatakan kalau ia hanyalah Deewan-e-Khas di
sudut lain dari istana ini. Rukaiyya berbicara dgn lembut tentang Jalal
& betapa senangnya dia melihat Jalal setelah bertahun-tahun lamanya.
tapi Jalal tetap tdak melihat kearah Rukaiyya. "Kau harusnya tdak
menganggap serius permainan kekanak-kanakan ini, kita telah bermain di
luar masa kanak-kanak. Mungkin waktu itu saya masih anak-anak, kau
mungkin merasa sudah menikah tetapi kenyataannya adalah bahwa aku telah
berubah selama ini. Aku berharap bahwa kau tdak harus menghadapi masalah
di sini & silahkan tinggalah di rumah ini dgn semua kemewahan
disekitar istana ini." Sinopsis Mahaputra Episode 253
Setelah mengatakan
hal itu pada Rukaiyya, Jalal segera meninggalkannya sendirian tanpa
menatap kearah Rukaiyya.sementara itu Rukaiyya masih berdiri ditempatnya
tadi, ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. "Aku juga bukan gadis yg
sederhana & lugu yg sama seperti sebelumnya. Waktu telah berubah,
tapi semua orang harus memiliki mata utk melihat." Ucap Rukaiyya dgn
bijak, kemudian tatapannya beralih pada kartu yg dimainkan oleh Jalal
tadi, Rukaiyya menghampiri kartu yg ada diatas meja & mulai
menyelesaikan apa yg ditinggalakan oleh Jalal di tengah jalan. "Meskipun
aku telah kehilangan hatinya utk Shehan Shah-e-Aali, tapi segera
mungkin ia juga akan kehilangan hatiku." Ucap Rukaiyya & tersenyum
menatap kartu yg sudah ia susun tadi. Di Marwar, Phool melihat surat
Ajabde dgn sedih. Dia akhirnya membaca surat dari Ajabde itu. Ajabde
mengatakan penyesalannya didalam surat itu, ia menyesal ketika dia harus
tahu bahwa Phool memiliki perasaan utk Pangeran Pratap. Phool menutup
matanya dgn sedih & mengingat saat-saat terakhir dia dgn Pangeran
Pratap; pernikahannya, & semuanya.
Saat itulah Uma
Devi datang menghampiri Phool, Uma Devi ingin berbicara dgnnya. Phool
menyadari kebodohannya didepan Uma Devi. "Ajabde mencoba utk membuatku
mengerti, tapi aku tdak membaca surat-suratnya. Aku Tdak tahu apa yg
masuk ke dalam pikitanku. Aku hanya ingin Ajabde." Ucap Phool pada
neneknya itu.
Namun Uma Devi
menyuruh Phool utk tdak memikirkan Ajabde lagi. Phool tampak tdak suka
mendengar ucapan Uma Devi, ia kembali mengambil surat dari Ajabde &
menunjukanya pada Uma Devi, "Ajabde ada di mata saya." Namun Uma Devi
langsung memotong ucapan Phool, & melemparkan surat Ajabde ke kasur.
"Kau jangan memikirkan Ajabde lagi, kau adalah putri dari Marwar. &
kau adalah segalanya bagiku. Tdak ada tempat utk Ajabde dalam mimpiku
bahwa aku telah melihatnya." Phool terlihat bingung mendengar Ucapan Uma
Devi. Uma Devi langsung membicarakan tentang pernikahannya dgn Pangeran
Pratap. "Semuanya akan seperti yg kau inginkan utk menikah dgn Pangeran
Pratap. Jika Ajabde adalah teman terbaikmu seperti kamu memikirkan dia,
maka dia akan merasa senang utk kebahagiaanmu. Aku harus pergi, karena
harus membuat banyak persiapan utk pernikahanmu." Ucap Uma Devi yg
berusaha menenangkan Phool. Setelah Uma Devi pergi, Phool langsung
menyeka air matanya. Dia kembali memegang surat Ajabde, & mengingat
semua ucapan Ajabde & Uma Devi yg bergema ditelinganya.
Di Bijolia, Hansa
Bai terlihat khawatir ketika melihat Tabib sedang memeriksa denyut nadi
Ajabde. Pangeran Pratap juga melihatnya dari kejauhan. Hansa Bai
menanyakan kondisi Ajabde pada Tabib itu, "Suhu tubuhnya semakin
menurun." Vaid ji masih menjelaskan kondisi Ajabde yg menahan rasa sakit
yg telah dilaluinya & rasa sakit itu masih akan terus berlanjut.
Pangeran Pratap merasa sedih melihat kondisi Ajabde saat ini. Chakrapani
datang utk berbicara dgn Pangeran Pratap, & Pangeran Pratap
mengungkapkan kesedihannya pada Cakrapani. "Dunia berpikir tentangku utk
menjadi pejuang yg terkenal, aku Pangeran Pratap Singh yg cukup kuat
utk menanggung setiap rasa sakit, setiap cedera pada tubuhku. tapi di
sini seorang gadis biasa sedang menahan rasa sakit itu dalam
keheninganya, bahkan setelah kelabang beracun itu menggigitnya. Mengapa
dia seperti itu? Apa supaya membuatku bisa tidur dgn nyenyak?" Tutur
Pangeran Pratap dgn perasaan sedihnya.
Chakrapani mencoba
utk menenangkannya, tapi itu hanya sia-sia. Pangeran Pratap menyadari
dia telah mengatakan pada Cakrapani dgn nada keras, Pangeran Pratap
langsung meminta maaf kepadanya. ketika ia melihat Vaid ji (tabib) akan
keluar dari ruangan, Pangeran Pratap langsung menghentikan langkahnya.
Pangeran Pratap menanyakan kondisi Ajabde, & Vaid ji mengatakan
kalau ia telah memberikan obat yg diperlukan tapi itu tugas yg berat utk
mengurangi rasa sakitnya. Tabib itu juga sudah mengatakan kepada kepada
Hansa Bai tentang solusinya.
Diidapur, Hansa Bai
sedang menggilingan semua bahan yg diperlukan utk membuat obat yg sudah
diresepkan oleh Vaid ji (Tabib), kemudian Hansa Bai memerintahkan
dayangnya utk melakukan sesuatu. Sedangkan Pangeran Pratap juga datang
kesana dgn membawa bahan2 yg diperlukan, Hansa Bai kaget melihat
kedatangan Pangeran Pratap & segera menghampirinya. Hansa Bai
menanyakan apa yg ia bawa. Pangeran Pratap menjawab kalau ia membawa
Lada hitam utk keperluan yg lain. Hansa Bai melirik lada yg dibawa oleh
Pangeran Pratap, "kau telah membawa hal yg paling penting.aku mengerti
keinginanmu utk orang yg sakit agar cepat sembuh & kau melakukannya
penuh cinta." Ucap Hansa bai pada Pangeran Pratap. & Pangeran Pratap
ingin menanyakan sesuatu pada Hansa Bai. "Ajabde terus menahan tanganya
utk bantalanku, sedangkan dia saat itu tengah menahan rasa sakit hanya
supaya aku bisa tidur. Apakah Anda tdak menyebutnya ini sebuah
kegilaan?" Ucap Pangeran Pratap pada Hansa Bai dgn perasaan sedihnya.
Hansa Bai menjawab,
"hanya ada satu hal utk menghargai kekuatan siapa pun di Rajputana
kita. Ini adalah semua tentang kemenangan atas perang. Namun wanita
berbeda. Tdak ada pemberitahuan kekuatan tubuh & jiwa pada wanita.
Kau tahu bahwa kita merasa paling bahagia ketika kita melihat orang yg
kita cintai bahagia. Kau kembali dari perang, semua merasa lelah hingga
Ajabde memahami sangat pentingnya kau utk tidur saat ini. Tapi kau malah
menyebutnya ini adalah sebuah kebodohan, dia sangat menghargai waktu
tidurmu lebih dari rasa sakitnya sendiri?" Ucap Hansa Bai yg
memperingati Pangeran Pratap. & Pangeran Pratap hanya tertunduk
& menggeleng mendengarnya. Hansa Bai mengambil piring dari tangan
Pangeran Pratap, hingga dia bisa membuat ramuan obat yg dibawa oleh
Pangeran Pratap. Sedangkan Pangeran Pratap hanya terdiam menyesali
ucapanya tadi, Kata-kata Hansa bai terus bergema di kepalanya.
DAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV