SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV EPISODE 75
Minggu, 23 Agustus 2015
Edit
Maham n Bairam berbicara abt upacara tahta jalal ini, maham itu mengejek Bairam yang jalal selalu mendengarkan, dia sply datang ke sini untuk tahta sebagai raja Mughal n memintanya untuk mengatur hal-hal n dia akan membuat dia siap. Maham pergi ke jalal n menghiburnya n memintanya untuk menjadi berani, dia mengatakan Hemu yang melakukan salah untuk tubuh kematian humayun n dia shud membalas dendam, kontrol jalal emosinya n meminta untuk melakukan upacara.Sisi lain, ejekan rawat Udai bahwa ada upacara tahta jalal yang sedang terjadi di sini n dia membuat pratap meninggalkan semua hal. Ada upacara tahta jalal ini dilakukan n sini pratap datang ke sebuah rumah tua n menaruh kain dikenakan di kepalanya.
Setelah tajposhi, jalal mengatakan bahwa ia ingin membalas dendam dari Hemu n demikian ia menyatakan perang n ada Udai mendapat berita. Perang awal antara Hemu n tentara Mughal, seorang tentara menginformasikan jalal bahwa tentara thr kurang, jalal mengatakan jika mereka memiliki keberanian pasti thy'll menang.Segera prajurit lain menginformasikan Bairam yang thr mata archeror tembakan Hemu ini n dia jatuh, Mughal senang, mereka dibawa Hemu terluka, Bairam meminta jalal untuk memotong kepalanya, ia menertawakannya n mengatakan bahwa dia hanya anak laki-laki, jalal mengambil pedang n memotongnya, berita mencapai US segera.Di pondok, Kunwar pratap adalah ingat saat-saat di istana dengan jaiwanta n lain sambil makan n tidur, demikian ia melihat potret jaiwanta ini n ingat bahwa ia memintanya untuk menjadi berani n bertarung dengan fase baru lyf.Precap: Jalal memutuskan untuk menaklukkan rajputana n ada pratap membuat makanan
Di kerajaan Mewar, Pratap sedang bersiap siap hendak pergi dari kerajaan karena mendapat hukuman dari ayahnya Maharaja Udai Singh, saat itu Ratu Sajja Bai dan Girija, pelayan setia Ratu Jaiwanta sedang menemani Pratap yang gelisah menunggu kedatangannya ibunya yang akan bersama sama dengan dirinya meninggalkan kerajaan, tak lama kemudian Ratu Jaiwanta datang menghampiri Pratap dengan pakaian sederhana, semua atribut kerajaan telah ditinggalkannya, sama seperti Pratap yang saat itu juga telah meninggalkan semua atribut dan aksesoris kerajaan, Pratap mengenakan baju seperti rakyat biasa “Pratap, maafkan ibu, nak ,,, ibu tidak bisa ikut denganmu kali ini, maafkan ibu, nak” Pratap sangat sedih mendengar ucapan ibunya, begitu pula Ratu Sajja Bai dan Girija “Ibu, kemarin malam ibu mengatakan kalau ibu akan bersama sama menemani aku, lalu apa yang terjadi ini ?” ujar Pratap sedih “Pratap, bagaimanapun juga ibu adalah kepala Ratu Mewar dan tempat kepala Ratu Mewar itu ada di dalam istana, ibu harus memenuhi tugas ibu sebagai kepala Ratu Mewar, nak” ujar Ratu Jaiwanta sambil menangis, Ratu Jaiwanta mengantarkan kepergian Pratap dengan linangan airmata, Pratap bisa memahami bagaimana posisi ibunya di istana Mewar, akhirnya Pratap memohon restu dari Ratu Jaiwanta dengan menyentuh kedua kaki ibunya, Ratu Jaiwanta memberikan restunya, kemudian Pratap juga meminta restu pada Ratu Sajja Bai dengan menyentuh kaki Ratu Sajja Bai juga, Ratu Sajja Bai juga memberikan restu, tidak lupa juga Pratap memohon restu dari Girija Tai, pelayan setia ibunya dengan menyentuh kakinya, kemudian Pratap meninggalkan mereka semua, pergi dari istana dengan perasaan sedih.
Begitu Pratap sampai diluar ternyata semua rakyat Mewar sedang menunggu kedatangannya dan mereka semua tidak membiarkan Pratap pergi, semua orang mencegah Pratap “Pangeran Pratap, bagaimana bisa kamu meninggalkan kami dan pergi begitu saja ?” tanya salah satu rakyat Mewar, Pratap berupaya mengatasi rakyatnya ini dengan sangat bijak “Kalian semua harus mendengarkan apa yang dikatakan oleh Raja kalian karena dialah satu satunya orang yang akan melindungi kalian, memberikan rumah untuk kalian dan menyediakan makanan untuk kalian tepat pada waktunya, baik itu kalian perlukan atau tidak !” semua orang hanya terdiam mendengarkan ucapan Pratap “Aku ini tidak melakukan hal apa apa untuk Mewar, jadi mengapa kalian mendukung aku ? Jadi aku mohon biarkan aku pergi” akhirnya semua rakyat Mewar memberikan salam dengan mengatupkan tangan mereka di depan dada dan menundukkan kepala mereka sebagai bentuk kalau mereka telah menyetujui dan membiarkan Pratap pergi meninggalkan istana, Pratap juga membalas salam mereka dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Dari kejauhan Raja Udai Singh melihat kepergian Pratap dengan hati yang sedih seraya berkata “Pratap sebenarnya mempunyai semua kwalitas untuk menjadi seorang raja tapi sayangnya nasib telah sangat kejam padanya” ujar Maharaja Udai Singh sedih
DAFTAR SINOPSIS MAHAPUTRA ANTV